"Itu tadi kita lihat tenaga ahlinya Pak Bambang HP, itu kemudian memakai kerudung dan dari kerudungnya itu tembus dari kiri ke kanan, nyaris, untung kepalanya tidak kena," ujar Sufmi.
"(Di lantai 16) satu peluru, tapi tembus sampai plafon. Kalau di ruang 13.13 ada satu peluru ke tembok. Kalau yang ruang 16.01 ke kaca," imbuhnya.
Sufimi menjelaskan saat ini asal peluru masih terus diselidiki.
"Peluru tajam, kaliber besar karena itu kan bukan hanya menembus kaca, kalau di ruang Bambang HP itu tembok," ujar Sufmi.
Wenny Warouw sempat disuruh tiarap saat kejadian
Saat peluru nyasar tersebut terjadi, Wenny sedang berada di ruangannya tepat 1601.
Ia sedang kedatangan tamu dan saat mulai mengobrol sekitar pukul 14.35 WIB, terdengar bunyi kaca pecah.
Ia menjelaskan, yang ada di dalam ruangan tersebut sontak berteriak dan memintanya tiarap.
"Saya baru duduk dan ada tamu saya Pak Heski Roring pendeta dan AKBP Ronal Rumondor, kemudian kami bertiga baru ngobrol 2-3 menit kaca meledak lihat ada pecahan."
"Kemudian dia lihat ada bocor di plafonnya, kemudian saya disuruh tiarap. Itu singkatnya," kata Wenny di lokasi
Wenny juga menjelaskan, posisi lubang peluru itu kurang lebih 10 cm dari atas kepala Pendeta Heski Roring.
"Kemiringannya arah mungkin dari sebelah gedung kompas pelurunya datang. Karena dari Perbakin sudah lihat perkenaannya dan tembusan kaca yang lubangnya."
"Tembusan ke plafonnya itu sempurna banget, jadi betul-betul tembakan yang profesional," katanya.
Wenny mengaku dirinya hanya mendengar bunyi pecahan kaca satu kali.