TRIBUNNEWS.COMĀ - Masyarakat wilayah terpencil seperti tempat Susilawati menjalankan tugas sebagai bidan di Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, rupanya masih menjunjung tinggi sebuat tradisi atau adat.
Tradisi atau adat tersebut bernama palas bidan.
"Yaitu memberikan sesuatu kepada bidan usai ada warga yang melahirkan," ujar Susilawati kepada banjarmasinpost.co.id.
Lebih lanjut disebutkannya, ia pernah mendapatkan beras, pisang, kelapa serta gula merah.
Menurutnya, dalam adat warga setempat itu wajib hukumnya dan tidak boleh ditolak saat warga memberikan itu.
"Jadi bidan (saya) saat itu diundang ke rumah pasien yang habis melahirkan."
"Kemudian saya dirituali oleh seorang balian/toga di sana dengan berbagai macam sesajin dan dedaunan kemudian dibacakan mantra-mantra," katanya.
Mantra itu berisi ucapan syukur atas kelahiran bayi mereka, sekaligus menebus anak dari bidan.
Menurut kepercayaan warga sebelum dilakukan palas bidan, anak yang dilahirkan masih menjadi milik bidan.
"Dengan acara palas bidan tersebut mereka resmi menebus si bayi dari tangan bidan," tutupnya.
Status daerah terpencil di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan hingga kini masih ada, terutama di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi dan Halong.
Adanya daerah terpencil tentu saja harus memerlukan jangkauan atau kepastian terkait pelayanan baik itu kesehatan, pendidikan, serta pelayanan lainnya.