News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

31 Pekerja Jembatan di Nduga Tewas Diduga Dibunuh KKB, Jokowi Tetap Lanjutkan Pembangunan di Papua

Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi dalam peringatan hari antikorupsi sedunia yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi, di Jakarta, Selasa (4/11/2018).

TRIBUNNEWS.COM - Tewasnya 31 pekerja jembatan di Nduga yang diduga dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), tak membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan pembangunan di Papua.

Minggu (2/12/2018), 31 pekerja jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga tewas, diduga dibunuh KKB.

Kabar itu telah didengar oleh Presiden Jokowi dan langsung memberikan tanggapan.

Presiden Jokowi memerintahkan Panglima Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengecek kasus tersebut.

"Saya perintahkan tadi pagi ke Panglima dan Kapolri untuk dilihat dulu, karena ini masih simpang siur, karena diduga itu."

"Karena sinyal di sana enggak ada. Apa betul kejadian seperti itu?" kata Jokowi kepada wartawan di Gedung Bidakara, Jakarta, Selasa (4/12/2018), mengutip Kompas.com.

Jokowi mengatakan, ia pernah mengunjungi Kabupaten Nduga.

Ia membenarkan, wilayah itu masuk dalam zona berbahaya.

Jokowi menyadari, pembangunan di Papua memang mengalami kesulitan.

Tak hanya masalah geografis, tetapi juga adanya gangguan dari kelompok bersenjata.

"Kita menyadari pembangunan di tanah Papua itu memang medannya sangat sulit. Dan juga masih dapat gangguan seperti itu," ujar Presiden.

Meski demikian, Jokowi menegaskan pembangunan di Papua terus berlanjut.

Pembangunan Papua tidak akan terhenti karena kasus ini.

"Pembangunan ditambah di Papua, tetap berlanjut," katanya.

Baca: Deretan Fakta Tewasnya 31 Pekerja Jembatan di Nduga, Papua, Jenazah Belum Bisa Dievakuasi

Sementara itu, sebanyak 150 personel aparat gabungan dari TNI dan Polri telah diberangkatkan ke Kali Yigi - Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (4/12/2018).

Keberadaan aparat TNI dan Polri di Nduga, guna mengecek informasi adanya 31 pekerja PT Istaka Karya, yang mengerjakan pembangunan jembatan di Kali Yigi - Kali Aurak tewas dibunuh kelompok kriminal bersenjata ( KKB).

Wakapolres Jayawijaya Kompol A Tampubolon mengungkapkan, saat ini sekitar 150 personel gabungan Polri dan TNI sudah berangkat ke lokasi untuk mengecek kebenaran informasinya.

“Kalau tidak ada hambatan. Kemungkinan sekitar satu-dua jam lagi mereka akan tiba di lokasi. Semoga kita dapat informasinya,” ungkap Tampubolon.

Baca: 150 Personel TNI dan Polri Diterjunkan untuk Selidiki 31 Pekerja Jembatan Ditembak KKB di Nduga

Para pekerja jembatan ini merupakan karyawan PT Istaka Karya, Perusahaan BUMN yang beralamat di Jakarta serta Wamena, Kabupaten Jayawijaya untuk lokasi di Papua.

Informasi awal menyebutkan, jumlah pekerja jembatan yang terbunuh adalah 24 orang.

Sementara 10 pekerja lainnya berhasil melarikan diri dari lokasi kejadian.

“Ada dua orang tukang berhasil menyelamatkan diri ke rumah seorang pendeta dan delapan orang menyelamatkan diri ke rumah satu anggota DPRD Nduga,” ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya, Senin (3/11/2018) malam dikuitip dari Kompas.com.

Jumlah itu kemudian bertambah menjadi 31 orang.

“Ya. Informasi 31 orang pekerja pembangunan jembatan Kali Yigi-Kali Aurak yang tewas dibunuh KKB sudah kami terima."

"Kami saat ini masih mengecek kebenaran informasi itu,” kata Kapolres Jaya Wijaya AKBP Yan Pieter Reba.

Sebanyak tujuh dari delapan pekerja yang menyelamatkan diri ke rumah keluarga anggota DPRD setempat juga terbunuh.

Sementara seorang pekerja berhasil melarikan diri.

“Jadi ada 8 orang sebelumnya dikabarkan berhasil menyelamatkan diri ke salah satu rumah keluarga anggota DPRD setempat."

"Tapi kabarnya tadi sore mereka dijemput dan dihabisi nyawanya. Hanya ada satu orang dari delapan itu yang informasinya berhasil melarikan diri,” ungkapnya.

(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini