News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jawaban CEO Google Mengenai Kata Kunci 'Idiot' yang Munculkan Donald Trump di Hasil Mesin Pencari

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO Google Sundar Pichai menjawab pertanyaan tentang kata kunci 'Idiot' yang memunculkan gambar Presiden AS Donald Trump

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (DPR AS) memanggil CEO Google, Sundar Pichai dan memberikan pertanyaan terkait kata kunci 'Idiot' yang memunculkan gambar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Dikutip Tribunnews.com dari Washington Post pada Kamis (13/12/2018), pertanyaan ini dilontarkan oleh Zoe Lofren, seorang anggota DPR dari partai Demokrat.

"Jika kita mencari kata 'idiot' pada pencarian gambar di Google, yang muncul adalah Donald Trump."

"Bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana cara kerja pencariannya sehingga ini bisa terjadi?" tanyanya kepada Sundar Pichai di tengah-tengah sidang kongres tentang privasi dan pengumpulan data, Selasa (11/12/2018).

Sundar Pichai yang bersaksi di depan Komite Kehakiman DPR AS mencoba menjelaskan tentang algoritma pencarian di layanan Google.

Pichai menjelaskan Google memperhitungkan 200 faktor seperti relevansi, popularitas, dan bagaimana orang lain menggunakan istilah pencarian untuk menentukan cara terbaik mencocokkan kueri dengan hasil.

Sidang mengungkap pemahaman dasar anggota parlemen tentang cara kerja internet dan menyediakan platforkm bagi mereka untuk mengeluh tentang hasil pencarian yang tidak menguntungkan.

Baca: Cerita Menyeramkan di Balik Lukisan yang Terlihat Indah dan Berseni

Partai Republik di panel ini juga tidak dapat melupakan klaim, beberapa orang di dalam Google tidak dapat secara sembarangan mengubah algoritma pencarian demi keuntungan politik.

Kemudian, anggota DPR lain dari Partai Republik, Lamar Smith mempertanyakan tentang kemungkinan Sundar mengarahkan karyawannya memanipulasi hasil pencarian.

Namun, Pichai pun membantah tuduhan kemungkinan tersebut.

"Hal tersebut tidak mungkin dilakukan seseorang atau bahkan sekelompok orang karena ada begitu banyak langkah dalam prosesnya," jawab Pichai.

Namun Smith tidak bisa menerima penjelasan Sundar.

"Saya tidak setuju. Saya rasa manusia bisa memanipulasi proses tersebut. Ada proses (yang dilakukan) manusia di balik itu," ungkap Smith.

Akhirnya, Lofren pun mempertanyakan kebenaran dari dugaan yang disampaikan Smith mengenai keterlibatan Pichai dan anak buahnya yang mungkin sengaja mengubah hasil pencarian.

Pichai kembali angkat bicara dan memberikan penjelasan.

"Para anggota dewan yang terhormat, saya paham kekhawatiran melihat berita negatif, Anda tahu, saya melihat hal itu dalam diri saya," kata Pichai.

Anggota DPR lainnya dari Partai Republik, Steve Chabot mengeluh, ketika dia mencari RUU Kesehatan Republik atau pemotongan pajak GOP, beberapa halaman pertama memuat artikel negatif.

"Bagaimana Anda menjelaskan bias yang jelas ini di pihak Google terhadap sudut pandang konservatif terhadap kebijakan konservatif?"

"Apakah hanya algoritmanya saja, atau adakah yang lebih banyak terjadi di sana?" tanya Chabot.

Baca: Polisi Sudah Tangkap Dua Pelaku Pengeroyok Anggota TNI di Ciracas

Pichai menjelaskan, yang terpenting dalam hal ini adalah, Google menggunakan metodologi yang kuat untuk merefleksikan apa yang sedang dicari.

Mengenai topik apapun, dan Google berupaya melakukannya secara objektif dengan memanfaatkan serangkaian data.

"Adalah demi kepentingan kami untuk memastikan kami merefleksikan apa yang terjadi di luar sana dengan cara yang sebaik mungkin."

"Saya dapat berkomitmen untuk Anda dan saya dapat meyakinkan Anda, kami melakukannya tanpa memerhatikan ideologi politik."

"Algoritma kami tidak memiliki gagasan sentimen politik di dalamnya," jelas Pichai.

(Tribunnews.com/Natalia Bulan R P)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini