Ia lantas memberikan lima indikator bangsa dikatakan sebagai bangsa yang kokoh. Di antaranya, swasembada pangan, swasembada energi, swasembada air bersih, lembaga pemerintahan berintegritas, hingga memiliki angkatan perang yang unggul.
2. Presiden PKS: pidato terlalu lama
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengkritik waktu yang dibutuhkan capres 02 Prabowo Subianto ketika menyampaikan visi misinya.
Sohibul Iman menyebut Prabowo Subianto terlalu lama berpidato.
"Dari sisi waktu terus terang saya mengkritik, ini terlalu lama," kata Sohibul Iman seusai menghadiri Pidato Kebangsaan capres 02 di JCC, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).
Padahal, sebelumnya Sohibul Iman mengaku sudah menitipkan pesan kepada cawapres 02 Sandiaga Uno agar pemaparan visi misi yang disampaikan Prabowo Subianto tidak lebih dari setengah jam.
Namun, dalam pidatonya, Prabowo Subianto terlalu banyak memberikan ilustrasi.
Sehingga, waktu yang ditargetkan molor dari target.
"Saya sebetulnya sudah bicara kemarin dengan Sandi, saya bilang jangan sampai ini lebih dari setengah jam, tapi Pak Prabowo rupanya memberikan banyak ilustrasi sehingga jadi molor," tuturnya.
Dengan molornya waktu jauh dari yang ditargetkan, alhasil makna materi itu sendiri menjadi kabur, alias kurang fokus.
Atas kejadian ini, Sohibul Iman berharap ke depan Prabowo Subianto bisa memperbaikinya dengan lebih ringkas dan jelas. Apalagi, debat perdana capres-cawapres akan berlangsung dalam hitungan hari saja, yakni Kamis (17/1/2019) lusa.
"Ini menjadi kurang fokus akhirnya di dalam memahami materinya, mudah-mudahan ke depan Pak Prabowo bisa memperbaiki pidatonya lebih rendah ringkas," harap Sohibul Iman.
"Menurut saya, ada beberapa bagian yang menjadi agak kabur ya. Justru semakin ringkas sebetulnya semakin baik," ucapnya.
Meski begitu, dia memaklumi gaya pidato Prabowo Subianto. Menurutnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu memang punya gaya pidato demikian.