Ari mengakui hingga saat ini Garuda Indonesia masih merugi.
Namun, kerugian tersebut tak membuat maskapai plat merah itu bangkrut.
"Kami listed company, setiap 3 bulan bisa dilihat laporan keuangannya. Dari 2016 kita rugi Rp 3,6 triliun, per September kemarin rugi sekitar Rp 2 triliunan," kata Ari.
Ari menambahkan, masyarakat bisa memantau langsung kondisi keuangan Garuda Indonesia.
Sebab, perusahaannya tercatat di pasar modal.
Dengan begitu, perusahaannya wajib memberikan informasi kinerja keuangannya secara berkala kepada publik.
"Garuda Indonesia terbuka, enggak ada yang ditutup-tutupi. Struktur cost-nya juga kami sampaikan setiap paparan publik," ucap dia.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)