BMKG Minta Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi & Fenomena Supermoon Besok Sabtu (19/1/2019).
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan kepada masyarakat tentang bencana Hidrometeorologi dan Fenomena Supermoon.
Hal itu seperti mengutip dari website resmi bmkg.go.id pada Jumat (18/1/2019) Hari Ini.
Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor dan puting beliung.
"Teridentifikasi adanya massa udara dingin dari Asia menjalar masuk ke wilayah Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan dan massa udara basah dari Samudra Hindia memasuki perairan Barat Bengkulu, Selat Sunda, Lampung, Jawa, Bali, NTB hingga NTT."tulis BMKG melalui wesbsite resminya tersebut.
Baca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Jabodetabek, Waspada Hujan Angin Disertai Kilat
Selain itu BMKG juga menginformasikan tentang adanya beberapa sirkulasi angin yang dapat membentuk pola konvergensi / area pertemuan angin yang memanjang dari wilayah perairan barat Sumatera, Jawa hingga Laut Banda.
Area pertemuan angin ini juga akan mendukung pertumbuhan awan hujan yang signifikan.
Pola angin Baratan yang kuat mengindikasikan saat ini wilayah Indonesia memasuki puncak musim hujan.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dalam periode beberapa hari ke depan di sekitar wilayah Indonesia, antara lain:
- Riau
- Kep. Riau
- Sumatera Barat
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- D.I. Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- NTB
- NTT
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Lebih lanjut dalam webiste resminya tersebut BMKG juga mengatakan jika Potensi Gelombang laut tinggi hingga 4.0 Meter.
"Potensi gelombang laut tinggi 2.5 hingga 4.0 meter diperkirakan dapat terjadi di Perairan Barat Kep. Mentawai, Perairan Bengkulu Hingga P. Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Kep. Mentawai hingga Lampung, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan P. Jawa Hingga P. Sumbawa, Selat Bali - Lombok - Alas bagian Selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa hingga NTB, Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Anambas - Natuna, Laut Jawa bagian Tengah hingga Timur, Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Kep. Sabalana hingga Kep. Selayar, Laut Flores, Laut Banda, Perairan Kep. Sangihe - Talaud, Laut Maluku Bagian Utara, Perairan Utara Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Utara Biak, Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Biak." tulis lengkap dalam website resmi BMKG tersebut.
Baca: Pasang Maksimum Air Laut Akibat Supermoon, BMKG Berikan Peringatan Dini di 7 Daerah Ini
BMKG juga meminta masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan potensi bencana Hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Selain Bencana Hidrometeorologi BMKG juga memberikan informasi peringatan dini adanya pasang maksimum air laut di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Peringatan tersebut dikeluarkan BMKG pada Jumat (18/1/2019) pagi melalui akun Instagram official @infobmkg.
Peringatan dini ini berlaku sejak Sabtu (19/1/2019) besok hingga Selasa (22/1/2019).
BMKG mengungkapkan kondisi pasang maksimum air laut ini dipengaruhi oleh adanya fenomena supermoon disertai bulan purnama.
Bagi masyarakat yang akan menghabiskan akhir pekan dengan berlibur ke pantai, sebaiknya memantau informasi berikut ini.
Baca: Info BMKG: Peringatan Dini Gelombang Tinggi Perairan di Indonesia Berlaku 18-21 Januari 2019
Berikut Tribunnews.com sajikan daftar perairan di Indonesia yang mengalami pasang maksimum air laut pada 19-22 Januari 2019.
1. Pesisir utara Jakarta
2. Pesisir utara Jawa Tengah
3. Pesisir utara Jawa Timur
4. Peisisir Cilacap
5. Peisir Tanjung Benoa, Bali
6. Pesisir Kalimantan Barat
7. Pesisir Makassar
Fenomena pasang maksimum air laut ini dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
Oleh karena itu, masyarakat yang berada di pesisir pantai diimbau agar selalu waspada dan siaga mengantisipasi dampak dari fenomena tersebut.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)