Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Kota Manado Jenny Bangonang membenarkan tiga orang meninggal dunia.
"Iya benar, sudah tiga yang meninggal. Satu balita, satu anak, dan satu orang dewasa," kata dia.
Ditanya berapa banyak warga terdampak longsor dan banjir, Jenny mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pendataan.
"Data masih terus dilakukan. Belum bisa dipublikasi," ujar dia.
Terkait bencana ini, Wali Kota Manado Vicky Lumentut dan Wakil Wali Kota Mor Bastiaan, serta Sekretaris Daerah (Sekda) Micler Lakat langsung terjun ke lokasi yang mengalami banjir dan tanah longsor.
Diantaranya daerah Tuminting, Banjer, Taas, Tikala, Sario, dan sekitarnya.
Saat meninjau daerah Tuminting, Vicky Lumentut juga membantu mengevakuasi warga lanjut usia untuk mengungsi menggunakan mobil patroli.
Baca: Musibah Banjir dan Tanah Longsor di Manado Tewaskan Dua Anak
Baca: Warga Bitung Korban Banjir Manado Mengungsi ke Gereja dan TK
Peringatan Dini BMKG
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Kelas II Sam Ratulangi Manado Cariz Kainama mengatakan, pantauan citra satelit pukul 08.50 WITA, sebagian besar wilayah Sulawesi Utara masih berpotensi cuaca buruk.
Cuacu buruk yang dimaksud berupa hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.
"Dikarenakan adanya belokan angin di wilayah Sulawesi Utara karena pengaruh daerah tekanan rendah di wilayah selatan khatulistiwa."
"Dihimbau kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir, untuk lebih waspada dengan kondisi saat ini," imbaunya.
Sementara, Kepala Kantor SAR Manado Amiruddin melalui Humas SAR Feri Ariyanto mengatakan, masyarakat yang di tinggal di bantaran sungai agar waspada dan berhati-hati.
"Saat ini air DAS Tondano naik perlahan lahan, dan tidak kalah penting masyarakat yang tinggal di perbukitan agar waspada," katanya.
Hingga pukul 09.46 WITA, hujan lebat masih mengguyur wilayah Sulut, khususnya Kota Manado.
(Tribunnews.com / Bunga)