"Sebagaimana diketahui istilah “propaganda Rusia” direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas," imbuhnya.
"Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami," lanjut pernyataan tertulis itu.
Baca: Ramai Polemik Jokowi soal Propaganda Rusia, Sujiwo Tejo: Kedubes Mana Pun Pasti Membantah
Tanggapan Sandiaga Uno
Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno enggan berkomentar mengenai tudingan Jokowi.
"Saya tidak ingin menambah kegaduhan ini, bagi kami pernyataan presiden itu sudah disampaikan. Kita tidak ingin tanggapi," kata Sandi, dikutip dari Tribun Jakarta.
Sandi mengungkapkan, saat ini lebih baik fokus pada masalah ekonomi.
"Kita ingin fokus pada propaganda ekonomi. Kita ingin bahwa ekonomi menjadi fokus utama pilar utama dari Pilpres ini," ujar Sandi.
Baca: Sandiaga Tak Mau Tanggapi Tuduhan Jokowi Soal Propaganda Rusia
Sandi mengaku ingin menghadirkan referenum ekonomi bila terpilih pada Pemilu Presiden nanti.
Salah satunya yakni menggenjot perekonomian dengan memperluas lapangan kerja.
"Biaya hidup tetap terus stabil tidak membenani dan yang terpenting juga adalah bagaimana pemerintah hadir secara kuat dengan tegas membela rakyat, berjuang dengan rakyat," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)