Namun hingga kini, manajemen belum mendapat kepastian dari PSSI terkait bergulirnya leg 1.
“Tanggal 9 Februari belum pasti, namun keputusan finalnya tetap kembali ke PSSI. Karena pembuatan jadwal otoritas PSSI untuk menunjuk main di mana. Kami main dimana ya, kita ikut ke sana,” kata Chandra dikutip Tribunnews dari laman Surya.
Candra juga mendesak PSSI untuk bersikap tegas dan menentukan langkah kelanjutan Piala Indonesia.
Karena penundaan yang terjadi telah mengganggu program yang telah disusun manajemen.
“Sebenarnya bagi Persebaya, 32 besar harus jalan dulu, kalau ini tidak jalan, program berikutnya juga tidak jalan, seperti yang kita lihat, hanya Persebaya yang belum main di 32 besar,” ujar pria asal Bojonegoro ini.
Candra juga mengaku belum mendapatkan surat yang dikeluarkan PSSI mengenai kepastian jadwal Persebaya menghadapi Persinga Ngawi.
“Saya belum tahu pastinya surat yang beredar tentang laga leg kedua tanpa penonton, bila kalau ada seperti itu, harus dilihat dulu. Karena pastinya juga ada pertimbangan,” papar Candra.
Sementara itu, pelatih Djadjang Nurdjaman mengaku pihaknya merasa dirugikan jika laga digelar tanpa penonton. Menurutnya, semua klub yang ikut serta dalam Piala Indonesia bisa bertanding dengan normal.
Namun, mengapa Persebaya harus bertanding tanpa penonton.
“Ini merugikan Persebaya, saya tahu Bonek sudah gatal ingin melihat penampilan tim dan rindu bermain di Gelora Bung Tomo, namun apa boleh buat, kalau itu sudah ditentukan yang diikuti,” tandas Djanur.
Pertandingan antara Persinga Ngawi menghadapi Persebaya Surabaya di Babak 32 Besar Piala Indonesia yang rencananya akan digelar pada 5 Februari 2019, kemungkinan akan digelar pada 9 Februari.
Baca: Jelang Persib Bandung vs Persiwa, 2 Pemain Pasti Absen hingga Radovic Sebut Semua Pemain Siap
(Tribunnews.com/Gigih)