Benda diduga granat tersebut meledak ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.
2. Jenis granat yang meledak
Granat yang meledak tersebut ternyata bukan jenis granat nanas atau granat tangan.
Hal ini dijelaskan oleh Komandan Detasemen Peralatan (Dandenpal) Bogor, Letkol Asep Rahmatsyah.
Ia mengatakan benda tersebut merupakan granat pelontar atau granat GLM (grenade launcher mortir).
"Bentuknya seperti nanas, itu tidak benar. Benda yang meledak kemaren itu bukan granat tangan. Karena dari keterangan ibu korban bentuknya bukan seperti nanas," kata Asep kepada TribunnewsBogor.com saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (15/2/2019).
Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan sisa-sisa serpihan benda itu dan tidak mengarah ke ciri-ciri granat tangan.
"Untuk kekuatan daya ledaknya bisa sebut kategori mematikan sekitar 10 - 15 meter," kata Asep.
Ia menjelaskan bahwa daya ledakan granat ini hanya untuk melukai personel dan tidak diperuntukan untuk merusak bangunan.
Namun, granat pelontar ini sampai sekarang masih dugaan sementara dan pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Ini tetep masuk kategori granat tapi mungkin beda dalam cara penggunaanya. Kalau jenis ini menggunakan senjata pelontar, jadi tidak dilontarkan manual dengan tangan. Ini dugaan sementara. Selanjutnya akan kami telusuri lagi lebih spesifik supaya bisa kami simpulkan amunisi jenis apa yang kemarin itu," ungkapnya.
3. Sempat dikira onderdil
Abdul Majid (45) tidak bisa menutup kesedihannya saat menceritakan bagamana ia menemukan putranya, Muhammad Mubarok (10) tewas setelah terkena ledakan diduga granat pelontar.
Ia mengaku kaget karena tidak tahu apa yang terjadi pada putranya.