Seseorang mengatakan pada mahasiswi tersebut, menjual sel telur tidaklah membahayakan tubuh.
Sel telurnya dihargai 10 ribu hingga 20 ribu Yuan atau sekitar Rp 21 juta - Rp 42 juta.
Peristiwa serupa pernah terjadi pada 2016, saat seorang pria menjual ginjalnya silam demi iPhone.
Pihak berwenang China telah meningkatkan upaya untuk menindak klinik ilegal yang memperdagangkan sperma, sel telur, dan janin.
Saat ini, klinik ilegal banyak bertumbuh di China.
Sebab, semakin banyak pasangan yang tidak subur yang mencoba untuk memiliki anak lagi setelah penghapusan kebijakan satu anak pada akhir 2015 lalu.
The Global Times melaporkan pada 2017 mengutip dari China Association of Reproductive Health Industry, sebanyak 45 juta orang di China tidak subur.
(Tribunnews.com/ Renald)