News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Doa

Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh dan Jadwal Maghrib Untuk Wilayah Jakarta, Rabu 20 Maret 2019

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh dan Jadwal Maghrib Untuk Wilayah Jakarta, Rabu 20 Maret 2019

Berikut ini doa buka puasa sunnah dan jadwal maghrib untuk wilayah Jakarta, Rabu 20 Maret 2019

TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, Rabu (20/3/2019) merupakan hari pertama untuk puasa Ayyamul Bidh di bulan Rajab 1440H.

Banyak yang mencari banyak pahala di bulan Rajab ini, seperti puasa sunnah Ayyamul Bidh, banyak membaca dzikir, dan lainnya.

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa di hari ke-13 hingga ke-15 di setiap penanggalan bulan hijriah.

Bulan ini, hari ke-13 hingga ke-15 Rajab bertepatan dengan tanggal 20 - 22 Maret 2019.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, kemenang.go.id,  Umat Islam pada umumnya ketika mulai memasuki bulan Rajab banyak berdoa: "Ya Allah berkailah kami di bulan Rajab dan Sya'ban. Sampaikan umur kami hingga dapat beribadah di bulan Ramadhan,"

Baca: Selain Berpuasa, Berikut Amalan-amalan di Bulan Rajab, Perbanyak Istighfar hingga Sedekah

Bagi yang menunaikan ibadah puasa sunnah Ayyamul Bidh hari ini, doa berbuka puasa sunnah tidak ada yang berbeda dengan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Pada hari ini, Rabu (20/3/2019) waktu Magrib untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya adalah pukul 18.04 WIB

Dikutip dari almunawwar.net, doa berbuka puasa ada dua bacaan, dan bisa dipilih mana yang mudah untuk di hafalkan.

Berikut ini doa berbuka puasa beserta tulisan latin dan artinya:

Doa Berbuka Puasa 1

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin

Artinya: "Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih,"

Doa Berbuka Puasa 2

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

Allahumma laka shumtu wa'ala rizqika afthortu dzahaba-dh-dhama'u wabtalatil 'uruqu wa tsabatal ujru insya-Allah ta'ala

Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu lah aku berpuasa, atas rezeki-Mu lah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insya Allah,"

Manfaat Puasa Ayyamul Bidh

Puasa sunah merupakan satu dari berbagai cara agar kita bisa mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.

Begitu juga dengan kita melaksanakan puasa putih atau puasa Ayyamul Bidh, selain keutamaan puasa Ayyamul Bidh yang memang sangat besar, puasa ini juga mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:

- Merupakan sunah dari Nabi Muhammad SAW

- Melakukan puasa Ayyamuld Bidh setiap bulannya, sama seperti kalian melakukan puasa sepanjang tahun.

Seperti yang tertera dalam hadist riwayat Bukhari no. 1979 "Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun,"

- memberi istirahat pada anggota badan setiap bulannya.

Puasa ayyamul bidh memiliki beberapa tata cara, yaitu sebagai berikut:

1. Niat puasa putih boleh dilakukan setelah terbit fajar asalkan belum makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa lainnya.

Berbeda dengan puasa wajib yang harus melakukan niat sebelum terbit fajar.

2. Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah ketika bersama suaminya, terkecuali sudah mendapat izin dari sang suami.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda :

"Janganlah seorang wanita berpuasa sunnah sedang suaminya ada, kecuali dengan seizinnya."

3. Lebih dianjurkan ketika tidak bepergian

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

 كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

4. Tidak dilaksanakan di tanggal 13 Dzulhijah

13 Dzulhijah merupakan bagian dari hari tasyriq, sehingga tidak dianjurkan untuk melaksanakan puasa putih.

(Tribunnews.com/ Renald)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini