"Makanya itu yang jadi dilema banget. Waktu SD itu masih yang lihat poster-poster Harvard terus masih yang baru ngeliat institusinya aja."
"Masih yang 'wah semua orang pintar sekolah di sana dan bayangkan kalau aku bisa belajar di sana juga'. Jadi itu dilemanya,"papar Maudy.
Meski begitu sebenarnya Maudy telah mempertimbangkan beberapa hal yang ia suka dari Stanford.
Salah satu alasannya adalah karena universitas tersebut dekat dengan Silicon Valey.
"Karena sebenarnya teman aku ada beberapa yang lulusan situ dan dari cerita-cerita,"
"mereka merasa berkembang dari pengalamannya dan aku memang tertarik ke bisnis juga dan teknologi. Terus deket dari Silicon Valey," jalas pelantun lagu Jakarta Ramai ini.
Baca: Maudy Ayunda Tentukan Pilihannya dari Kedua Universitas Terbaik di Dunia yang Menerimanya
Ternyata dibalik keberhasilannya ini adalah hasil dari didikan orang tuanya sejak kecil.
Maudy mengaku jika sejak kecil hiburan di lingkungan keluarganya adalah buku.
Bahkan di masa kecilnya keluarga Maudy tak punya televisi.
"Jadi kayaknya pertama waktu itu culturenya ada by chance juga, karena pada waktu itu dulu kita waktu aku masih kecil belum ada TV,"
"aku nggak tahu itu karena masalah keuangan atau kebetulan aja nggak ada TV, tapi akhirnya entertaimentnya itu dari baca buku," jelasnya.
Kedua orangtuanya tak pernah memberikan hadiah-hadiah layaknya anak lain setelah mendapatkan prestasi.
Rasa bangga yang tergambar dari rona wajah kedua orangtua nampaknya sudah cukup menjadi sebuah penghargaan baginya.
"Yang kedua juga memang orangtua aku kalo dari obrolan mereka the reward from achivment itu sebenernya perasaan bangga aja"