News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Suap Politisi Senayan

Tanggapan Sejumlah Pihak soal OTT Bowo Sidik, Fahri Hamzah Singgung Elektabilitas Jokowi

Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPR Bowo Sidik Pangarso menggunakan rompi oranye usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/3/2019). KPK menetapkan tiga orang tersangka yakni Anggota DPR Bowo Sidik Pangarso, Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia Asty Winasti, dan Seorang pihak swasta Indung serta mengamankan barang bukti uang sekitar Rp 8 miliar dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu yang telah dimasukkan dalam amplop pada 84 kardus terkait dugaan suap pelaksanaan kerja sama pengangkutan di bidang pelayaran antara PT Pupuk Indonesia Logistik (PILOG) dengan PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK).

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menilai elektabilitas Jokowi akan berantakan setelah Bowo Sidik ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Menurutnya, kejadian tersebut membuat masyarakat marah karena menganggap uang rakyat dipakai untuk politik uang atau money politics.

"Ini berantakan kan, masyarakat sederhana saja mikirnya 'oh begini ternyata duit kita dipakai untuk money politik' rakyat langsung marah ngeliat begini kejadian," ucap Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Fahri Hamzah pun menyoroti amplop-amplop yang digunakan untuk "serangan fajar" dalam Pemilu 2019 yang tidak ditunjukkan bagian dalamnya oleh KPK.

Menurutnya, ada rumor yang mengatakan di dalam amplop tersebut terdapat gambar pasangan calon tertentu.

"Tapi kan tadi malam rumornya kenapa amplop itu tidak dibuka, amplop itu katanya ada nama calon tertentu, ada gambar calon tertentu."

"Itu jadi masalah pokoknya kalau nggak transparan akan repot," ujar Fahri.

Baca: Respons KPK Sikapi Munculnya Dugaan Ada Kode Capres Tertentu di Amplop Serangan Fajar Bowo Sidik

4. Dahnil Anzar

Terkait OTT KPK terhadap Bowo Sidik, Juru bicara (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anhar Simanjuntak menyindir KPK, Jumat (29/3/2019) melalui ciutan di akun Twitter-nya.

Kritikan itu dicuitkan atas sikap KPK yang dinilainya enggan membuka ribuan amplop 'serangan fajar' yang ikut diamankan dalam OTT.

Semula, Dahnil mengapresiasi OTT yang dilakukan KPK terhadap politisi Golkar tersebut.

Namun, lanjut Dahnil, KPK yang saat konferensi pers dihadiri Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan tidak membuka dan menunjukkan 400 ribu amplop berisikan uang.

Dahnil menyebut, ratusan ribu amplop yang diamankan dalam 84 kardus itu, diduga terdapat cap jempolnya.

Lebih lanjut Dahnil menambahkan, dalam setiap konferensi pers, sudah jadi kebiasaan KPK membuka barang bukti.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini