TRIBUNNEWS.COM - Belakangan, merebak isu, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan adalah 'orang' Gerindra.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menjelaskan isu tersebut muncul dari pernyataan juru bicara BPN Prabowo- Sandi, Andre Rosiade.
Andre Rosiade menyatakan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan dipertimbangkan oleh calon presidennya sebagai kandidat Jaksa Agung.
Selain itu, beberapa mantan pimpinan KPK, yakni Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas, juga masuk dalam kandidat Jaksa Agung jika Prabowo-Sandi terpilih.
Baca: Isu Novel Baswedan Orang Gerindra Merebak, IPW Minta KPK dan Polri Bertindak
"Saya ingin bocorkan. Ada beberapa nama yang akan menjadi calon jaksa agung Pak Prabowo. Tapi semua berpulang pada beliau. Tapi saya kasih bocoran nih," ujar Andre saat ditemui Kompas.com di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (29/3/2019).
"Ada wacana Mas Novel Baswedan akan menjadi jaksa agung, ada wacana Mas Bambang Widjojanto yang akan jadi jaksa agung, Busyro Muqoddas yang menjadi jaksa agung," lanjut dia.
Kemudian isu tersebut didukung oleh pembenaran Ketua dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono dan Fadli Zon.
Fadli Zon mengatakan, Novel telah lama dekat dengan Prabowo dan Arief Poyuono mengatakan, Novel adalah 'orang kita' (orang Gerindra).
Pernyataan tersebut menjadi bahan perbincangan dan mendapat tanggapan dari sejumlah pihak.
Baca: Novel Baswedan Tanggapi Isu Dirinya Orang Partai Gerindra: Ini Fitnah Apalagi?
1. Neta S Pane
Ketua Presidiukm IPW, Neta S Pane menilai KPK dan Polri perlu bertindak terhadap isu Novel Baswedan merupakan 'orang' Partai Gerindra.
Dari pihak KPK, Neta menilai perlunya penjelasan dan klarifikasi terkait satu penyidik seniornya itu.
"Klarifikasi itu menjadi penting karena menyangkut independensi KPK dalam hal pemberantasan korupsi dan KPK tidak ditunggangi kepentingan politik tertentu dalam pemberantasan korupsi di tahun politik 2019 ini," ujar Neta, dalam keterangannya, Senin (1/4/2019).
Ia juga mendesak Polri agar segera mendata anggota maupun penyidiknya di KPK yang terindikasi berada dalam 'barisan' Novel sebagai 'orang' Partai Gerindra.
Karena jika memang betul ada, Polri perlu menarik anggotanya itu.
Alasannya, keberpihakan pada partai tertentu melanggar TR Kapolri tentang netralitas Polri di Pilpres 2019.
Neta mengatakan, pernyataan Andre Rosiade, Fadli Zon dan Arief Poyuono tersebut harus disikapi pimpinan KPK agar independensi lembaga itu tetap terjaga.
Sehingga nantinya, kata dia, KPK tidak ditunggangi dan diperalat kekuatan partai politik tertentu untuk mengkriminalisasi lawan politiknya dengan isu atau kasus korupsi.
Di sisi lain, ia melihat bangsa Indonesia harus mendukung penuh upaya pemberantasan korupsi, baik yang dilakukan KPK, kejaksaan maupun kepolisian.
Namun upaya pemberantasan korupsi tidak boleh tebang pilih, yakni menjadikan satu pihak sebagai sasaran dengan berbagai OTT dan melindungi pihak lain akibat adanya 'orang kita' di KPK
Baca: Diisukan Orang Gerindra, Novel: Saya Khawatir Ini Hanya Pancingan Saja
2. Novel Baswedan
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan buka suara terkait isu yang melibatkan dirinya itu.
Ia mengaku isu yang mengatakan dirinya adalah 'orang' Gerindra adalah fitnah.
"Ini fitnah apa lagi?" reaksi Novel Baswedan saat dikonfirmasi Tribunnews melalui pesan tertulis pada Senin (1/4/2019).
Novel mengatakan, ia juga mendapatkan isu tersebut juga dibagikan di grup-grup komunikasi anggota Kepolisian.
Baginya isu tersebut adalah hal yang aneh.
"Saya dapat informasi, fitnah ini banyak di-share di grup-grup anggota Polri. Bagi saya aneh saja kalo saya mengkritik kerja Polri yang 'enggan' mengungkap penyerangan terhadap saya."
"Lalu saya juga protes terhadap sikap Presiden yang diam saja dan tidak mau membentuk TGPF atas serangan-serangan terhadap orang-orang KPK, lalu saya dianggap politisi Gerindra. Lucu saja sih," kata Novel.
Novel tak memungkiri, dirinya dekat dengan Prabowo, tetapi ia mengatakan, dirinya juga dekat dengan semua orang yang berempati padanya.
"Ketika saya sakit beberapa waktu lalu rasanya banyak yang berempati kepada saya. Dan Pak Prabowo juga melakukan hal itu, kalo karena itu dikatakan dekat, saya bisa juga. Artinya saya dekat dengan semua orang yang berempati kepada saya," kata Novel.
Namun menurutnya, tidak tepat jika menilai kedekatan antara dirinya dan Prabowo dilihat dari komitmen Prabowo untuk mengungkap penyerangan terhadapnya.
"Juga barangkali karena komitmen Pak Prabowo untuk mau mengungkap penyerangan terhadap saya. Kalo indikatornya itu menurut saya itu artinya bukan dekat, tapi lebih kepada kepedulian," kata Novel.
Baca: BPN: Usulan IPW Telusuri Keberpihakan Novel Baswedan Ngelantur
3. Andre Rosiade
Juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade angkat bicara terkait permintaan Neta S Pane kepada KPK dan Polri.
Menurut Andre permintaan Neta tersebut mengada-ngada dan cenderung tendensius.
Pasalnya, tudingan tersebut muncul hanya karena Novel Baswedan diusulkan menjadi Jaksa Agung, bila Prabowo-Sandi menang.
"Aneh, itu kan kalau seandainya, ada wacana usulan dari temen-temen dari BPN kepada Pak Prabowo bahwa butuh orang integritas untuk menjadi jaksa, kan itu bisa siapa aja, terus di mana masalahnya," kata Andre, saat dihubungi Tribunnews, Senin, (1/4/2019).
Andre mengatakan, permintaan Neta tersebut hanya untuk menggertak.
Tidak ada hubungannya antara Novel Baswedan dengan Gerindra, BPN, maupun pasangan Prabowo-Sandi.
Ia pun memaklumi pernyataan Neta tersebut karena selama ini merupakan bagian dari pendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Kita tahu kok Neta pendukung Jokowi-Ma'ruf, tapi kalau menuding jangan ngelantur. Sudah bukan zamannya lagi otoriter," katanya.
Andre bahkan menyarankan Neta meminta Kapolri untuk menangkap kubu Prabowo-Sandi.
Sehingga Jokowi-Ma'ruf otomatis menang di Pemilu Presiden 2019.
"Sekalian saja Neta minta kepada Kapolri untuk menangkap Pak Prabowo,menangkap Bang Sandi, jadi Jokowi-Ma'ruf tinggal dilantik. Sekalian saja kaya gitu," kata dia.
Baca: KPK dan Polri Diminta Usut Isu Novel Baswedan Orang Gerindra
4. Pengamat komunikasi politik, Hendri Satrio
Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengaku sangat setuju terkait usulan Neta S Pane.
Menurutnya, pengusutan itu akan berdampak baik tidak hanya bagi KPK semata, tetapi juga Polri, Prabowo Subianto hingga Novel Baswedan sendiri.
"Saya setuju untuk segera membuka tabir yang ada di KPK ya, karena ini bukan saja baik buat Polri dan Prabowo tapi baik juga buat Novel Baswedan, terutama KPK," ujar Hendri ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (1/4/2019).
Ia mengimbau jangan sampai isu ini justru menghalangi proses penyingkapan atau pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK.
Ketakutan Hendri bisa saja nantinya semua pihak yang ditangkap oleh KPK diarahkan, mereka adalah yang berseberangan dengan kubu Prabowo.
"Kan ini harus dibongkar gitu. Kenapa kemudian Novel Baswedan ini muncul," kata dia.
Ia menilai sah-sah saja Andre Rosiade mengatakan, Novel atau Bambang Widjojanto akan menjadi Jaksa Agung apabila Prabowo menang di Pilpres 2019.
Ia menegaskan hal itu tidak bisa serta merta dijadikan patokan bahwa Novel adalah orang dari Prabowo.
"Kemudian kalau Andre bilang, Novel atau Bambang bilang mau jadi Jaksa Agung ya boleh-boleh saja, namanya juga angan-angan kan."
"Tapi apakah lantas ini membenarkan, Novel apakah orang Prabowo, ini yang harus segera dikaji," tegas Hendri.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)