3. Ma'ruf Amin
Senada dengan Jokowi, Ma'ruf Amin juga meminta Prabowo Subianto melaporkan kebocoran anggaran negara tesrebut ke KPK.
"Bocornya di mana? Kalau ketahuan bocornya tinggal nunjukin. Tinggal perintah kepada KPK," tutur Ma'ruf di Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).
"Ini yang dimaksud bocor itu yang mana? Bocornya di mana? Kan' mesti jelas. Tinggal dikejar saja sama KPK. Mana itu yang bocor," tambah Cawapres nomor urut 01 tersebut.
4. Wakil Ketua KPK Saut Situmorang
Terkait pernyataan Prabowo Subianto tersebut, wakil ketua KPK Saut Situmorang akhirnya angkat bicara.
Menurutnya, hal itu merupakan sebuah kesalahan persepsi.
Dilansir oleh Tribunnews.com, Saut menjelaskan yang dimaksud KPK adalah potensi penambahan anggaran sekira Rp 2.000 triliun, bukan kebocoran anggaran negara Rp 2.000 triliun.
Menurutnya, pihaknya berdiskusi bahwa APBN Indonesia bisa mencapai Rp 4.000 triliun.
Dengan jumlah APBN saat ini sekitar Rp 2.400 triliun, maka potensi yang bisa didapat adalah sekitar Rp 2.000 triliun.
"Saya mengatakan Indonesia bisa ngumpul sampai Rp 4.000 triliun. APBN kita sekarang kan Rp 2.400 triliun. kami berdiskusi di banyak tempat, kita tuh bisa ngejar Rp 4.000 triliun, bisa ngejar," tegas Saut di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2019).
"Jadi kekurangannya sekitar Rp 2.000 triliun. Jadi itu bukan kebocoran, tapi potensi penambahan. Jadi berpikiran bukan saya, kita juga dalam diskusi di banyak tempat itu bukan soal kebocoran yang disampaikan oleh Ibu Basaria Panjaitan itu adalah kita tuh sebenarnya punya potensi banyak lagi. Anda bisa bayangkan enggak kalau APBN kita sampai Rp 4.000 triliun, BPJS-nya gimana sekarang Rp 2.200," terangnya.
(Tribunnews.com/Fathul Amanah)