News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Film Soekarno

Saat Aktivis Muda Menilai Objektif Film Soekarno

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung bioskop melihat lihat poster film Soekarno yang terpampang di Cinema XXI Mal Plaza Senayan, Kamis (12/12/2013). (WARTAKOTA/Nur Ichsan)

Sebab, katanya,  kisah-kisah romantisme Bung Karno dengan Bu Inggit Garnasih dan Bu Fatmawati sangat dominan dalam film ini.

Film ini, menurutnya,  seakan-akan menggambarkan bahwa Kemerdekaan merupakan pemberian dan hadiah dari Jepang. Padahal, Ara menegaskan, kemerdekaan merupakan hasil jerih payah semua pejuang, dan itu direbut, bukan diberikan.

"Perjuangan Bung Karno saat di Ende NTT juga seharusnya mendapat porsi yang lebih, tidak hanya ditampilkan sekilas. Di Ende ini, selain Soekarno berinterkasi dengan tokoh-tokoh agama, juga merupakan tempat Soekarno menggali Pancasila," kritik Maruarar.

Di luar itu, Maruarar menilai ada pelajaran penting dari ketiga sosok yang ditampilkan dalam film ini. Soekarno yang intelektual-ideoligis, Bung Hatta yang intelektual-moderat, dan Sutan Syahrir yang tegas dan keras.

Dari sosok Bung Karno, lanjutnya lagi, kemudian bisa dipetik pelajaran bahwa kondisi sosial dan politik yang berkembang bisa melahirkan strategi yang berbeda.

"Apakah harus tegas menentang atau diplomatis-kooperatif. Kepada Belanda misalnya, Soekarno sangat tegas dan keras, sementara kepada Jepang cukup kooperatif. Dalam sejarah berikutnya, Soekarno juga sangat tegas menentang imperialisme dan kolonialisme baru yang dilakukan oleh lingkar negara-negara Barat," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini