Makanya waktu anaknya merengek nonton 1D di Stadion Gelora Bung Karno, Achmad sudah pusing. Dia melarang habis-habisan.
Setiap malam perdebatan itu terjadi. Achmad beralasan sudah menjelang ujian, makanya tak boleh.
Tapi dua anak perempuannya merengek setiap makan malam. Sampai-sampai waktu makan malam jadi bikin malas. Karena 1D sudah naik ke meja makan.
Sebelum akhirnya membolehkan, Achmad mengecek dulu semua berita soal 1D di media online.
Ternyata ini konser terakhir di Asia. Lalu Ia juga mengecek penyelenggara 1D, yakni Ismaya.
Ternyata punya rekam jejak baik di tiap konser.
Sampai akhirnya dua anaknya merengek lagi di sebuah makan malam satu bulan lalu, Achmad pun mengalah.
"Akhirnya mereka (putrinya) yang menang," ucap Achmad.
Dua putrinya Ia perbolehkan menonton. "Gesek lah sudah itu kartu kredit," ucap Achmad tertawa.
Dia membelikan tiket festival seharga Rp 1,2 juta. Sesuai permintaan dua anak itu.
Sekarang setelah semuanya selesai. Dua anak itu sudah asyik menunggu konser di dalam, sementara Achmad dan Mida terdampar di luar Stadion Gelora Bung Karno (GBK) lagi-lagi dua putrinya bikin dia khawatir.
Mereka kehausan karena tak bawa minuman. Achmad menelepon berkali-kali dan tak mungkin membawa minuman ke dalam. Dan kedua anak itupun tak mungkin keluar. Didalam sudah terlalu padat dan mereka terlalu dekat dengan panggung.
"Bilang saja ke si adik jangan terlalu banyak lompat, supaya tak haus," ujar Achmad ke Mida yang menelepon putrinya. Tapi begitu 1D keluar, dua putrinya tak lagi peduli dengan haus. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)