TRIBUNNEWS.COM - Satu lagi anak negeri yang menoreh prestasi musik di luar negeri. Memang remaja 16 tahun ini tidak mengikuti ajang kompetisi menyanyi atau lainnya.
Zena Zefal Vensu atau yang lebih akrab dipanggil Zena V ini diam-diam telah bekerja sama dengan musisi internasional asal Amerika Serikat, Keith Martin.
Sebagai penyanyi pendatang baru, prestasi ini tentu membanggakan. “Sebenarnya lebih banyak bingungnya ya, baru deh kemudian merasa senang,” ungkapnya ketika dijumpai Surya di Banyuwangi pekan lalu.
Remaja blasteran Jawa-Belanda itu tidak menyangka jika ia berkesempatan diproduseri komposer yang tenar dengan lagu “Because of You” itu.
Apalagi, Zena tidak pernah terjun di dunia musik profesional. Pengalaman musik Zena hanya melalui sekolah dan kursus musik.
Arek kelahiran Surabaya itu memang tidak menyangka bakal berkarya bersama Keith. Namun, Zena memang piawai membuat lirik lagu. Darah musik telah mengalir di tubuhnya, sejak kecil pun ia bisa bermain piano.
Ia memang berteman dengan sejumlah produser musik melalui media sosial, seperti Facebook. Bahkan, beberapa musisi Indonesia juga akan memproduserinya. Tetapi karena belum klik, penyuka penyanyi Jessie J itu tidak jadi bekerja sama dengan mereka.
“Hingga dua bulan lalu, saya di-invite Keith. Dari sana, kami bertemu di Jakarta dan ngobrol tentang musik,” tutur anak tunggal pasangan Mercedes dan Leon Josef Van Steenkiste itu.
Keith menjadi tahu apa yang diinginkan Zena dalam bermusik. Musisi berkulit hitam itu juga menceritakan perjuangannya dalam berkarier musik. Perbincangan itu berakhir dengan Keith meminta Zena menunjukan lirik lagu ciptaannya dan menjadi produsernya.
Lagu pertama yang dibuat berjudul “Brave”.
Lagu akustik bergenre pop itu menonjolkan instrumen piano, alat musik yang dikuasai remaja berambut panjang itu. Lirik lagu itu berbicara tentang keberanian.
Sedangkan lagu kedua berjudul “What's Missing” yang bergenre pop - R&B dengan sentuhan musik agak nge-beat. Lagu itu menceritakan perjalanan Zena mengunjungi sejumlah negara. Selain kerinduan dan pertanyaan di mana sebenarnya rumahnya.
Setidaknya ada 10 negara telah dikunjungi Zena, dan lima di antaranya pernah disinggahi dalam rentang waktu tertentu. Selama 15 tahun ini, Zena menghabiskan hidupnya di Venlo, Belanda. Sebuah kota yang terletak di perbatasan Belanda dan Jerman.
Dua lagu di atas dan beberapa komposisi lainnya akan dijadikan mini album berbahasa Inggris dengan judul “The Journey”. Saat ini, lagu “Brave” dan “What's Missing” bisa dibeli di sejumlah toko musik online seperti iTunes dan cdbaby.com.
Tentu, langkah awal yang baik ini akan menjadi jalan bagi Zena mewujudkan cita-citanya sebagai singer-songwriter seperti Keith. Produser kelahiran Washington DC itu juga membekali Zena tentang bernyanyi dan publishing.
Saat dijumpai, Zena didampingi ibunya, Mercedes. Meskipun lama tinggal di Belanda, ia fasih berbahasa Indonesia dan Jawa ala Surabaya. Bagaimana dengan misuh? “Bisa sih tetapi saya tidak suka,” jawabnya sambil tertawa.
Ia pun paham jika misuh atau mengumpat bagi orang Surabaya sebenarnya bukan marah atau menghina, tetapi juga menandakan keakraban. Keputusan tidak ingin menghilangkan identitas Surabaya-nya diwujudkan Zena dengan menempelkan Vensu sebagai akhir namanya. Vensu adalah kepanjangan dua kota, Venlo dan Surabaya.
Untuk keseharian, Zena sering berbincang dengan ibunya memakai bahasa Jawa. Sedangkan memakai bahasa Belanda jika dengan ayahnya, serta bahasa Inggris dengan teman internasionalnya.