TRIBUNNEWS. JAKARTA - Kebudayaan seharusnya dapat diletakkan sebagai perantara yang secara terus-menerus dipelihara oleh para pembentuknya.
Nilai-nilai kebudayaan selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami kompleksitas kehidupan pada dataran empirik.
“Kemajemukan bangsa ini ditandai dengan berbagai perbedaan. Keragaman, keunikan, dan parsial, itu merupakan realitas yang tak terbantahkan. Namun hal itu bukan berarti menjadi jurang pemisah. Melainkan menjadi kesatuan yang utuh,” kata Akbar Tanjung, ketika menerima kedatangan tim produksi pementasan drama musikal “Jambar Ni Parsubang,” di kediamannya, di Jakarta,Rabu malam (21/10/2015).
Akbar Tanjung, adalah salah satu tokoh nasional yang duduk sebagai Dewan Pertimbangan di Gabema (Perkumpulan Besar Masyarakat Tapanuli Tengah) Sibolga.
Politisi senior dan mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga RI ini, akan ikut tampil dalam pementasan drama musikal “Jambar Ni Parsubang” yang dipentaskan di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Selasa (27/10/2015) mendatang.
“Tentu saja saya sebagai orang yang berasal dari Sibolga Tapanuli Tengah, dianggap orang sebagai yang senior, ditokohkan. Saya mengajak masyarakat Indonesia, khususnya warga Tap-Teng (Tapanuli Tengah) dan Sibolga, mari kita semuanya ikut menyukseskan drama musikal “Jambar Ni Parsubang” ini, sebagai wujud cintanya kita pada kampung halaman yang dalam bahasa Batak itu disebut Bona Pasogit,” ungkapnya.
Drama “Jambar Ni Parsubang” kata Akbar Tanjung, ingin menggambarkan pluralitas masyarakat Tapanuli Tengah dan Sibolga.
“Suasana menghormati kemajemukan itu sudah cukup lama menghasilkan suatu harmoni, keselarasan dan keserasian. Inilah yang dicoba digambarkan melalui pementasan drama musikal Jambar Ni Parsubang.
Pluralitas yang mendasari ide keharmonisan perbedaan budaya yang ada di Tap-Teng dan Sibolga, dan diharapkan dapat menginspirasi bangsa ini,” ungkapnya.
Drama spektakuler dengan konten kearifan lokal ini diproduksi oleh Gabema (Perkumpulan Besar Masyarakat Tapanuli Tengah) Sibolga, dan mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Letnan Jenderal TNI (Purn) Marciano Norman, juga ikut sebagai Pelindung dan Penasehat acara ini.
Melibatkan para aktor, aktris dramawan muda, diantaranya Ika Ruz Wulan, Jerio Jeffry, Deliana Siahaan, Beatrix Sinaga, Yulieta Pasaribu, Rudy Tornado S, Muh. Zaini R, dan puluhan pemain lainnya.
Pementasan drama musikal “Jambar Ni Parsubang” ini disutradarai Brigadir Jenderal Albiner Sitompul (mantan Kepala Biro Pers Media dan Informasi Istana Negara).
Didukung tim produksi dan tim artistik, yang merupakan seniman profesional, seperti Eddie Karsito (Production Supervisor), Makmun Sitanggang (Chief Organizer), Albert Indra (Line Producer), Kohar Kahler (Music Director) didukung Kelompok Musik Batak Bona Gondang, serta master tari dunia, Dewi Sulastri, yang dipercaya sebagai Penata Tari (choreographer), dan Budi Klontong (Artistic Director).
Berkaitan dengan momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda, Akbar Tanjung juga berharap, pertunjukan ini dapat lebih mendorong semangat persatuan dan kesatuan.
“Kedewasaan berbudaya harus menjadi landasan ide pluralitas. Pluralitas yang menghasilkan empati kepada sesama. Dan empati ini yang akan mempersatukan berbagai golongan dari berbagai latar belakang. Seperti semangat Sumpah Pemuda 1928 yang intinya adalah mempersatukan kita,” ungkapnya.