Dari Keluarga Miskin
Sulis terlahir dengan nama Sulistyowati pada 23 Januari 1990 di Sangkrah, sebuah kampung di pinggir sungai Bengawan Solo, Solo, Jawa Tengah.
Rumahnya hanya berukuran 4x4 meter yang disekat menjadi dua bagian.
"Yang depan dipakai untuk ruang tamu, yang satu lagi kalau siang ruangannya buat makan dan malam dipakai untuk tidur. Toiletnya nggak ada, jadi kita pakai MCK umum di sungai," kenangnya.
Setiap pulang sekolah, Sulis giat belajar mengaji di TPA Al-Ihya bersama puluhan anak sekampungnya.
Di TPA itu tak hanya diajarkan mengaji, tapi juga bernyanyi dan bersalawat.
Ia pun mengaku senang lantaran memang hobi bersenandung.
Jika ayahnya pulang dari bekerja, Sulis selalu diminta bernyanyi. Ia kerap diminta menyanyikan lagu Siti Nurhaliza, 'Betapa Kucinta Padamu'.
"Itu lagu favorit ayahku. Kalau capek pulang kerja pasti minta dinyanyikan lagu itu. Ayah kerja jadi supir pribadi orang. Kalau malam jadi tukang becak untuk cari uang tambahan buatku dan kakak-kakak sekolah," tuturnya.
Karena bakatnya bernyanyi itu, di usianya yang masih 9 tahun Sulis diajak berduet oleh Haddad Alwi, seorang musisi Islam di Solo, dan pergi ke Yogyakarta untuk rekaman.
Ketika itu ia mengaku awalnya minder dan takut hingga akhirnya harus ditemani sang ibu.
Usai rekaman, anak pasangan Sumadi dan Siti Satinem itu menangis lantaran tak percaya dengan hasil suaranya sendiri.
“Waktu itu Kak Haddad nanya, Sulis kenapa nangis? Aku bilang, itu bukan suara aku,” kisahnya.