TRIBUNWOW.com/Woro Seto
TRIBUNNEWS.COM - Masih ingat tahun 2003 silam, saat Inul diboikot gara-gara goyang ngebornya yang menuai pro dan kontra?
Rhoma Irama yang menjadi Raja Dangdut Indonesia saat itu menghujat dan menyerukan kepada stasiun televisi untuk memboikot Inul.
Kini, Inul dan Rhoma Irama, keduanya sama-sama sedang mengalami masalah serius.
Putra bungsu Rhoma Irama, Ridho Rhoma tertangkap saat bertransaksi narkoba jenis sabu-sabu seberat 0.7 gram.
Sementara itu, Inul Daratista tiba-tiba menjadi sasaran netizen di dunia maya karena komentarnya.
Sejak Minggu (27/3/2017) Inul menjadi trending topik di Twitter dengan hastag #BoikotInulDaratista.
Hal tersebut seolah mengingatkan kenangan masa lalu di tahun 2003, saat Rhoma menghimpun sejumlah artis yang tergabung dalam Paguyuban Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) menyerukan agar stasiun televisi memboikot Inul.
Dia diboikot karena menilai goyang "ngebor" telah melanggar batas kewajaran serta dianggap merusak moral bangsa.
Bukan hanya Rhoma, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga turut mendesak stasiun televisi untuk mencekal Inul.
KH Maruf Amin, yang ketika itu ketua Komisi Fatwa MUI juga mengkawatirkan aski goyang 'ngebor' Inul daratista.
Menurut KH Maruf Amin saat itu, goyangan Inul dinilai sangat berbahaya yang dapat menimbulkan nafsu.
Nah, di tengah kisruh kasus goyang "ngebor" itulah Gus Dur tampil membela Inul.
Dia membela penyanyi yang mengawali karir dari panggung ke panggung itu tanpa menghiraukan hujatan dan kritikan dari berbagai pihak.