Rencana Akan Dibuatkan Film Dokumenter dan Layar Lebar
Situasi Franco yang demikian telah menggugah keprihatinan berbagai kalangan, di antaranya dari Aloysius Hieng selaku Ketua Umum Organisasi Masyarakat Pemuda Teguh Indonesia Raya (Ormas Petir) dan sutradara senior Ismail saat ditemui di kantor Parfi (Persatuan Artis dan Film Indonesia) di PPHUI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, (14/3).
Mereka menyebut Nyong Franco, secara tak langsung telah mengangkat nama baik Maumere secara khusus dan Indonesia pada umumnya. “Kita semua tahu bahwa lagu Gemu Fa Mi Re sangat digemari oleh siapa saja. Sebagai warga Maumere dirinya bangga memiliki kerabat yang karyanya sudah mendunia,” ujar Aloysius.
Senada dengan Aloysius, Ketum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Febrian Aditya juga menyampaikan dukungan penuh. “Lagu "Gemu Fa Mi Re" layak dijadikan tema film layar lebar maupun dokumenter untuk pengembangan destinasi wisata Nusa Tenggara Timur melalui audio visual.
“Saya akan mengajak pihak Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menggalang kerja sama,” katanya.
Ketua Umum Parfi ini menyatakan dukungannya pengembangan wisata melalui kreativitas musik dan film, salah satunya dengan mengangkat lagu "Gemu Fa Mi Re". “Saya juga berharap pemerintah provinsi jangan pernah berhenti untuk mendukung kreativitas putra daerah,” tandas Febrian.
Febrian menambahkan, Parfi akan menyiapkan SDM untuk pembuatan film dokumenter dan layar lebar yang mengisahkan kehidupan Nyong Franco. Parfi akan bekerja sama dengan Ormas Petir, KFT (Karyawan Film dan Televisi), Majalah Duta Wisata dan Majalah Intai (Indonesia-Taiwan).
Rencana tersebut sudah dijadwalkan dalam waktu dekat. “Rencananya kami akan mengajak Presiden RI, Kapolri, Panglima TNI bersama para prajurit agar memberikan dukungan lagu Gemu Fa Mi Re dijadikan lagu duta wisata, di Maumere dan Indonesia pada umumnya,” pungkas Febrian.