"Senang sekali, harapannya jadi orang baik dan berbakti sama orangtua, itu saja, kami merestui dan mendoakan mereka," kata Juwariyah.
Juwariyah, di mata keluarga, menantunya, Poli, adalah orang yang baik. Poli sudah tiga kali berkunjung ke rumah Nur Khamid di Magelang, bertemu dengannya, ayah Nur Khamid, serta keluarga besar di sana.
Meski Poli tak dapat berbicara bahasa (Indonesia), ia berkomunikasi dengan keluarga dengan bahasa isyarat saja.
"Dua tahun mereka berhubungan sampai sekarang. Poli itu orangnya baik. Tiga kali berkunjung ke sini. Ya, ngga bisa bahasa indonesia, sehingga harus pakai isyarat, semisal kalau mau makan, minum, kami layani," ujarnya.
Adik dari Nur Khamid, Eriawan, mengatakan, segenap keluarga hadir untuk menyaksikan pernikahan kakaknya, Nur Khamid, meski pihak keluarga dari Poli tidak dapat hadir saat itu.
Dirinya dan keluarga mengaku senang atas pernikahan mereka. Selain mendapat restu dari orangtuanya, mempelai wanita, Poli, juga mendapat restu dari kedua orangtuanya di Inggris.
"Kami sekeluarga merasa senang atas pernikahan kakak saya, karena mendapat restu dari orangtua, dan juga orangtua dari pihak perempuan," ujar Eriawan.
Eriawan pun berdoa untuk pernikahan kakaknya, agar menjadi pengantin yang sakinah, mawaddah dan warrohmah.
"Semoga mereka menjadi pasangan pengantin yang sakinah, mawaddah, warrohmah, amiin," pungkasnya. ( Rendika Ferri K | Tribunjogja.com )