Sebagai seorang perempuan, Danilla mengakui moodnya sering naik turun. Tetapi Danilla selalu mencoba berdamai dengan mood yang ia rasakan. Ia justru memanfaatkan perubahan mood itu untuk menciptakan karya.
Saya terus terang modiian. Pasti cewek banyak moody-an ya. Nah, mood itu saya tuangkan saja semuanya ke dalam musik," ungkapnya.
Danilla membuat lagu sesuai perasaannya, tanpa perduli disukai orang atau tidak. Meski demikian, manusiawi jika rasa bangga itu hadir dalam dirinya ketika lagu-lagu yang ia tulis banyak diminati orang
"Ya kalau saya bilang ngga suka kalau musik saya didengar itu bohong. Saya senang kalau musik saya didengar orang. Tapi saya juga ga mau memainkan musik yang ngga sesuai dengan saya," tandas Danilla.
Danilla merupakan penyanyi sekaligus penulis lagu yang terinspirasi oleh sejumlah musisi bossanova seperti Antonio Carlos Jobim, Astrud Gilberto, hingga band rock kontemporer seperti Radiohead dan Portishead.
Danilla mewarisi darah musik dari keluarganya. Dua pamannya adalah pemusik legendaris Dian Pramana Poetra dan Henry Restoe Poetra. Neneknya, Sumiati Sutiko merupakan penyanyi keroncong tahun 60-an.
Meskipun berkecimpung di musik indie, namun lagu-lagunya banyak digemari orang. Lirik lagunya sarat imajinasi, melenakan dan kadang membawa pendengar menuju romansa terdalam.
Beberapa lagu yang banyak disukai di antaranya berjudul Berdistraksi, Ada di Sana, terpaut oleh Waktu, AAA, Senja di Ambang Pilu, Dari Sebuah Mimpi Buruk, Kalapuna.
Danilla dinobatkan sebagai ‘Best New Act’ oleh Rolling Stone Indonesia pada 2014, serta album-nya “Lintasan Waktu” masuk dalam nominasi ‘Album of the Year’ pada Indonesian Choice Awards 2018, membuktikan bahwa dirinya merupakan salah satu artis wanita terbaik di generasinya saat ini