Tetapi masalah itu justru banyak memberikan banyak pelajaran kepada Pasha sebagai seorang pemimpin. Ia menantang dirinya agar bisa melakukan pemulihan dari semua sektor, mulai pembangunan, ekonomi dan terpenting membangun masyarakatnya untuk lepas dari trauma.
Tetapi, sama seperti manusia lainnya, Pasha selalu ingin punya capaian lebih baik seiring waktu berjalan.
Bukan berarti ia tidak bersyukur atas pencapaiannya selama ini, namun ia berpikir bahwa hidup adalah rangkaian proses.
Sama halnya ketika ia merintis karier bermusik, dari bukan siapa-siapa menjadi seorang Pasha yang terkenal bersama sahabat-sahabatnya di group Ungu.
Begitu pula dalam karier berpolitiknya. Pasha mencoba merintisnya dengan mencalonkan diri sebagai wakil walikota dan terpilih.
Di saat bersamaan, ia terus belajar ilmu politik dengan aktif menjadi pengurus partai, dalam hal ini Partai Amanat Nasional (PAN) yang telah memuluskan langkahnya ketika mencoba peruntungan di bidang pemerintahan atau eksekutif.
Waktu berjalan dan Pasha makin percaya diri dengan kemampuannya sebagai pemimpin daerah.
Lama-lama ia menikmati jabatan di pemerintahan dan ingin melangkah lebih jauh lagi dengan maju dalam kontestasi pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah 2020 mendatang.
"Kalau kita meminjam bahasa soal portofolio, saya harus mengkapi karier politik dalam portofolio saya. Hari ini saya di tingkat kota ke depan saya menawarkan diri mengabdi ke yang lebih tinggi dalam hal ini provinsi. Setelah provinsi kita lihat lagi untuk mengabdi pada jalan lain, misal anggota DPR," papar Pasha.