Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Orangtua menjadi pendidik, pendamping, contoh serta teman pada setiap tumbuh kembang anak.
Tentunya peran tersebut kini bukanlah hal yang mudah mengingat banyak orangtua yang memutuskan untuk sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Tidak masalah jika orangtua harus bekerja asal pola asih, asuh dan asah untuk diperhatikan terlebih dulu sebelum bekerja.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebutkan pola asih ini adalah memastikan ketersedian ASI untuk anak, terutama pada 1000 hari pertama anak.
“Pertama kan asinya jelas tetap bisa diberikan, teknologi sudah maju, ada kulkas ini asi bisa diperas lalu disimpan,” ungkap Hasto saat ditemui di Kantor BKKBN Pusat, Kamis (12/12/2019).
Diatas usia 1000 hari pertama pola asih ini dengan memastikan asupan makanan yang dikonsumsi untuk menghindari stunting dengan makanan yang mengandung protein hewani.
Baca: Tak Harus Daging Sapi yang Mahal, Ikan Lele Ternyata Ampuh untuk Cegah Anak Stunting
Baca: Kunjungi Papua, Kepala BKKBN Tegaskan Tak Batasi Jumlah Anak
Poin kedua adalah memaksimalkan pola asuh dengan memanfaatkan waktu yang tersisa sebelum atau setelah bekerja untuk menunjukkan kasih sayang pada anak.
“Bayi itu kan masih di rumah saya kira masih baia dimaksimalkan kedekatannya, tenang saja bagi orangtua yang bekerja karena ada orangtuanya dirumah tapi malah sering berantem sama anak,” ucap Hasto.
Ketiga yakni memastikan pola asah atau pendidikan misalnya memperhatikan apa yang diajarkan kepada pengasuh atau pihak yang merawat anak selama orangtua bekerja.
“Meskipun dilakukan oleh orang lain tapi itu bagian dari asih, asuh, asah-nya yakni pendidikan untuk anak terpenuhi,” pungkas Hasto.