"Dan itu sampai kiamat enggak akan berubah sejarah itu," kata Pasha.
Pasha juga bersyukur dapat menempati posisi tersebut.
Mengingat tidak semua orang sanggup mendapatkan kesempatan sepertinya ini.
"Karena tidak semua mampu menjadi kepala daerah," ujarnya.
Bukan aspek kemampuan dalam arti kecerdasan. tapi mampu dalam arti banyak karena kan kursi cuman dua," jelasnya.
"Jadi saya bersyukur terpilih. Karena termasuk dari satu dari sedikit yang terpilih ini," kata Pasha.
Pasha menyebut, dunia politik tidak jauh berbeda dengan seni.
Hal ini dikarenakan, politik cukup dinamis sehingga ia sangat nyaman dalam menjalani aktivitasnya terutama saat bekerja dan melayani masyarakat kota Palu.
"Dunia politik sama kayak seni," tutur Pasha.
"Enggak ngebosenin, ada panas dingin, naik turun, seru, kesal, sedih, marah, lucu lah," imbuhnya.
"Dia (dunia politik) tidak statis, banyak warna dan saya kira ini termasuk salah satu tempat di mana saya harus berjuang dalam bentuk apapun,” tegasnya.
Di sisi lain, saat disinggung terkait eksistensi band Ungu di panggung hiburan tanah air, Pasha mengaku masih berjalan baik.
"Ungu akan selalu ada, enggak ada bedanya sih," ujarnya
"Ini hanya persoalan tentang yang satu mau ngapain dan yang lain mau ngapain," imbuhnya.
"Bermusik itu kan di atas panggung, buat album, single, dan kami masih melakukan itu," jelasnya.
Namun Pasha mengaku ada perubahan sedikit dalam bandnya saat ini, yakni terkait intensitasnya.
Hal ini dikarenakan para personel yang telah memiliki aktivitas masing-masing.
Mengingat gitaris Ungu yakni Enda juga dikabarkan tertarik untuk maju dalam Pilwalkot Manado, Sulawesi Utara.
Pasha pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Apakah intensitas kami berkurang karena sudah memiliki kegiatan masing-masing? itu si sah-sah saja," jelasnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)