"Saya sudah tiga hari nggak bisa tidur, saya WhatsApp Arya bilang, Arya plis kalau kamu masih punya hati nggak sih sudah tiga bulan saya nggak berbicara dengan anak saya," terang Karen.
"Tolong besok telepon saya mau bicara dengan Zefania Carina, mau liat mukanya, saya rindu loh."
"Tolong dong kamu punya hati biarkan saya bicara dengan anak saya," kata Karen.
Karen mengungkapkan di malam itu dirinya tidak bisa tidur karena hujan besar yang mengingatkannya kepada putrinya.
"Anak saya takut petir, setiap kali ada petir saya terasa tertusuk perasaan saya sangat tidak enak," ungkapnya.
Sehingga, Karen menyebut pada pukul 11.00 WIB keesokan harinya baru mengetahui sang anak sudah berada di rumah sakit.
"Jam 11 pagi, saya baru tahu anak saya baru ada di RS Fatmawati," papar Karen
"Setelah saya tidak bertemu anak saya, saya langsung harus memeluk anak saya."
"Anak saya dikembalikan ke pangkuan saya dengan keadaan tidak bernyawa," sambungnya.
Karen Pooroe Nilai Janggal atas Kematian Putrinya:
Kuasa hukum Karen Pooroe, Acong Latief menilai ketidak wajaran dalam kematian anak Karen yang jatuh dari balkon lantai enam apartemen Arya Satria Claproth.
Hal itu disampaikan di TPU Tanah Kusir, Bintaro, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2020).
Menurutnya, kematian anak kliennya itu terbilang janggal, karena kronologinya tidak terlalu jelas.
"Kami dari kuasa hukum dan keluarga menganggap ini adalah kematian tidak wajar. Jadi memang banyak yang janggal," ujar Acong, dikutip dari Kompas.com.