"Kemudian waktu itu, ada survei dari Kementerian Perhubungan 7 persen orang tetap nekat mudik, kata Mas Didi ini kan gila, orang masih nekat," ungkap Blontank Poer.
Dari situ, Blontank Poer dan Didi Kempot sepakat harus ada pihak selain pemerintah yang ikut mengampanyekan dan mengajak semua orang untuk tidak mudik.
Baca: 30 Tahun Berjuang untuk Musik Campursari, Didi Kempot Temukan Panggung di Era Digital
Baca: Didi Kempot Dikenal sebagai Seorang Muslim yang Dermawan, Bangun Masjid untuk Istri
Blontank Poer mengungkapkan, mulanya konser tersebut hanya akan diselenggarakan secara streaming di YouTube.
"Mas Didi juga nggak masalah, mumpung kita juga nggak ada acara, terus kita juga pengen ketemu dengan fans Mas Didi."
"Selain itu, daripada situasi tegang kayak gini, orang ter-teror dengan dampak ekonomi akibat corona."
"Terus yaitu, yuk siapa tahu dengan nyanyi streamingan itu bisa membuat adem banyak orang, menghibur penggemarnya lah," papar Blontank Poer.
Kemudian pada Jumat (3/4/2020) petang, Blontank Poer menawarkan ide itu ke Kompas TV, dan ternyata Kompas TV menyetujui.
Menurut Blontank Poer, awalnya mereka mengira konser tersebut hanya diselenggarakan selama satu setengah jam.
Namun setelah dibicarakan oleh pihak-pihak terkait, konser tersebut diselenggarakan selama tiga jam, mulai pukul 19.00-22.00 WIB.
Baca: Sosok Didi Kempot di Mata Sahabatnya: Kepribadian Khas Orang Jalanan, Empati dan Solidaritas Kuat
"Ternyata ini banyak pihak ketemu, pihak saya, pihak Mas Didi terus kemudian juga Kompas TV melihat situasi kayak apa, jadi nggak ada yang menduga sih prosesnya secepat itu," jelasnya.
Menurutnya, konser itu hanya dirancang dengan semangat, tanpa mengeluarkan biaya.
"Dan ketika itu dampaknya luar biasa semacam itu, disambut publik diapresiasi banyak orang sebagai konser yang spektakuler, itu cukup membuat Mas Didi happy banget," ungkap Blontank Poer.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)