"Kita tunggu aja nanti gimana dia bisa, saya juga mau tahu mengganti merek menjadi kecil atau besar," jelas Eddie.
"Kalau memang memaksa, ya silakan saja nanti hukum yang bicara," lanjutnya.
Sertifikat yang dimiliki oleh pihak I am Geprek Bensu merupakan kelas 43.
Jenis tersebut adalah kelas untuk rumah makan yang memang menjual makanan dan minuman.
Eddie menjelaskan, setiap merek yang dijual harus terdaftar dalam kelas 43 itu.
Sebagaimana sertifikat yang dimiliki, I am Geprek Bensu memiliki hak kekayaan intelektual atau HKI.
Di mana pemilik sertifikat bisa memakai merek dalam perdagangan atau bisnis mereka.
Sehingga seharusnya I am Geprek Bensu itu hanya ada satu, bukan dua seperti sekarang ini.
Bahkan Eddie menyampaikan, apabila ada dua merek berarti satu di antaranya adalah palsu atau bodong.
Baca: Pihak I Am Geprek Bensu Izinkan Ruben Onsu Pakai Nama Geprek Bensu, Kini Harus Bayar?
Baca: Jordi Onsu Minta Kasus Merek dengan I Am Geprek Bensu Diselesaikan Damai
Atau juga bisa diminta untuk dibatalkan penggunaan merek tersebut berdasar pada peraturan yang sudah ada.
Yakni Pasal 27 Undang Undang Nomor 20 tahun 2016 tentang merek dan indikasi geografis.
"Kelas 43 itu adalah rumah makan dan minuman, jadi sebuah rumah makan yang menjual makanan dan minuman kalau merek harus terdaftar dalam kelas itu," ungkap Eddie.
"Di seluruh Republik Indonesia dibuat ijin HKI, mustinya I am Geprek Bensu itu nggak ada dua."
"Kalau ada berarti bodong atau harus diminta dibatalkan sesuai pasal 72 uu 20 tahun 2016 tentang merek dan indikasi geografis," imbuhnya.