TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Terbongkarnya kasus prostitusi online di Medan mengungkap fakta baru tentang artis FTV dan selebgram juga model Hana Hanifah.
Usai terbongkar jika Hana Hanifah sudah terjerumus ke lembah prostitusi setahun terakhir, polisi juga mengungkap fakta soal hubungan Hana Hanifah dan J, pria yang diduga menjadi muncikari.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko membuka identitas J dan hubungannya dengan Hana Hanidah.
Riko menyebutkan bahwa J berprofesi sebagai fotografer artis.
Karena profesinya ini, menjadi awal pertemuan J dengan Hana.
"Jadi profesi J ini sebagai fotografer, jadi pelaku ini sering bertemu dengan HH di cafe dekat Senayan," sebutnya.
Singkat cerita, Hana lalu ditawarkan J melalui R untuk melayani pengusaha A di Medan.
Baca: Bos Muncikari Artis Cantik Hana Hanifah Ternyata Seorang Fotografer, Kini Jadi Buronan Polisi Medan
Baca: Terduga Muncikari J yang Tawarkan Artis Hana Hanifah Masuk DPO, Polisi Bentuk Tim Khusus
Sebeulumnya terkuak dimana artis Hana Hanifah ternyata telah satu tahun terlibat dalam dunia prostitusi online.
Meski berstatus sebagai korban dalam kasus tindak pidana perdagangan orang, namun Kapolrestabes menyebutkan fakta sebenarnya bahwa HH sudah satu tahun menggeluti dunia Prostitusi.
"Jadi pertama kali pada saat wawancara langsung dengan yang bersangkutan, yang bersangkutan menyampaikan bahwa di Medan baru sekali, tapi dia lakukan kegiatan ini pengakuannya sudah satu tahun," ungkap Riko.
Banyak Kolega di Kota Besar
Ia menyebutkan bahkan pihaknya telah menemukan percakapan yang merujuk pada keterlibatan Hana Hanifah dalam kasus serupa di kota-kota besar di Indonesia lainnya.
"Kita juga mendalami bukti chat saksi H dengan koleganya yang ada di beberapa kota. Ada beberapa chat yang bersangkutan dengan koleganya ada yang di Jawa Timur, Surabaya, kemudian di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Barat dan lain-lain ini akan kita dalami," tegas Riko.
Riko membeberkan bahwa alasan Hana ketagihan dengan dunia prostitusi online ini karena keuntungan ekonomi yang fantastis.
"Alasannya itu karena menjanjikan keuntungan ekonomi yang sangat besar," sebutnya.