2. Hormon stres
Saat merasa stres, otak akan memproduksi hormon stres ke aliran darah, berupa kortisol dan adrenalin.
Untuk mengimbanginya, otot dan liver akan mengeluarkan glukosa sehingga tubuh terasa lebih berenergi.
Menurut riset, glukosa ini harus diisi ulang setelah perasaan stres berlalu.
Akibatnya, muncul keinginan untuk mengonsumsi makanan manis, tinggi sodium, dan berlemak.
Akumulasi lemak dan gula yang dikonsumsi ini tanpa sadar telah menumpuk di beberapa bagian tubuh, yang paling mudah adalah di perut.
Dalam jangka panjang, ini akan menimbulkan sindrom metabolik.
3. Tidak banyak bergerak
Diharuskan berada di rumah selama berbulan-bulan terkadang membuat seseorang tak lagi banyak bergerak seperti sebelumnya.
Jika rutinitas pagi biasa dimulai dengan jogging atau mengakhiri hari dengan mampir ke gym, kini tidak lagi.
Memang banyak pilihan berolahraga secara virtual dengan mengikuti kelas-kelas online, tetapi tidak semua orang memiliki kemewahan sumber daya untuk melakukannya.
Semisal tidak sempat melakukannya karena tuntutan menuntaskan pekerjaan work from home.
Semakin jarang seseorang aktif bergerak, ditambah lagi dengan pola makan sembarangan akibat stres dapat menjadi penyebab berat badan naik selama pandemi.
Bagaimana menghindari terjebak dalam “Quarantine 15”?