"Kalau ditanya tanggapan dan komentarnya kami menerima ya. Karena mba Iyeth sudah tahu konsekuensinya, yang namanya mengikuti kompetisi Pilkada Bengkalis, Riau pasti ada menang dan ada kalah," lata Eka Sapta.
Menurut Eka Sapta, Iyeth Bustami harus bisa menerima jika menang atau bahkan jika kalah.
Masyarakat sudah memilih, kami akan terima apapun itu. Pihaknya menyadari jika tidak bisa memaksakan untuk menang.
Lantas, apakah pihak Iyeth Bustami sebelumnya sudah melakukan survey apa yang menjadi penyebab isa mendapatkan hasil suara yang sedikit?
Eka menceritakan pihaknya sudah melakukan survey, apa yang jadi penyebab kegagalan Iyeth Bustami mendulang suara di Pilkada Bengkalis?
Masyarakat dianggap tak antusias memberikan suaranya pada Iyeth karena Iyeth Bustami tak menjadi Calon Bupati namun calon Wakil Bupati.
"Kemungkinan karena mba Iyeth mencalonkan diri jadi Wakil Bupati, masyarakat tidak antusias memilihnya. Tapi kami menerima hasil apapun itu," kata Eka Sapta.
Peta Politik Awal
Eka juga menceritakan peta polotik, dimana awalnya Iyeth Bustami jadi calon Bupati.
"Jadi peta politiknya begini, tadinya mau dipasangkan sama pasangan calon nomor urut 4, dia jadi calon Bupatinya saat ini. Jadi rencananya mba Iyeth mau mencalonkan jadi Bupati.
Tapi ternyata pecah sama yang nomor urut 4 ini, dia maju calon Bupati. Nah mba Iyeth ini akhirnya maju bersama pak Kaderismanto akhirnya.
Posisinya sekarang, pa Kaderismanto calon Bupati sementara mba Iyeth jadi Wakil Bupati.