TRIBUNNEWS.COM - Beriku profil Dewi Soekarno atau Ratna Sari Dewi, istri Presiden Soekarno yang baru saja kehilangan sang menantu.
Diberitakan sebelumnya, menantu Dewi Soekarno atau suami dari anaknya, Karina Kartika Soekarno, Frits Frederik Seeger meningga dunia pada Rabu (3/2/2021) malam di Bali.
Demi melepas menantunya untuk terakhir kalinya, Dewi Soekarno pun terbang dari Jepang ke Indonesia.
Diberitakan TribunBali, Dewi Seokarno menjemput jenazah Frits Frederik Seegers di RSUD Bali Mandara, Senin (8/2/2021) pukul 12.30 Wita.
Tidak sendiri, Dewi Soekarno didampingi anaknya, Kartika Sari Dewi dan cucunya, Frederik Kiran Soekarno Seegers.
Baca juga: Frits Frederik Seegers, Suami Karina Kartika Soekarno Meninggal Dunia, Ini Profilnya Semasa Hidup
Profil Dewi Soekarno
Dewi Soekarno adalah istri ke-lima dari Presiden Pertama RI, Soekarno.
Dikutip dari Kompas.com, Dewi Soekarno atau Ratna Sari Dewi memiliki nama asli Naoko Nemoto.
Ia lahir di Jepang pada 6 Februari tahun 1940 (81 tahun).
Sejak kecil, Dewi Seokarno sudah bercita-cita untuk menjadi seorang bintang.
Demi mewujudkan impiannya itu, Dewi berhenti sekolah dan kemudian bekerja di sebuah klub tempat ia belajar menyanyi dan menari.
Pertemuan pertama dengan Soekarno terjadi di sebuah bar di Tokyo saat Soekarno sedang melakukan kunjungan ke Jepang.
Saat itu, usia Dewi 19 tahun, sementara Soekarno berusia 57 tahun.
Cinta dalam pandangan pertama terjadi saat pertemuan pertama tersebut meski kala itu Soekarno sudah menikah.
Dewi akhirnya ke Indonesia dalam statusnya sebagai kekasih Soekarno.
Tiga sampai tiga tahun, Soekarno dan Dewi akhirnya menikah.
Dewi pun resmi menjadi istri Soekarno dan menjadi ibu negara.
Baca juga: Duka Dewi Soekarno, Kartika dan Kiran Saat Jenazah Frits Frederik Seegers Dikremasi di Jimbaran Bali
Sejak itu, ia kerap menghadiri acara sosial penting.
Dari pernikahan tersebut, Soekarno ddan Dewi dikarunia seorang putri, Kartika.
Sayangnya, kehidupan bahagia Soekarno dan Dewi tidak berlangsung lama.
Pada tahun 1967, Soekarno diturunkan dari kursi Presiden pasca peristiwa 1 Oktober 1965.
Ia menjadi tahanan rumah hingga akhirnya meninggal dunia pada tahun 1970.
Dewi akhirnya mengasingkan diri bersama putrinya di Swiss, Paris dan New York.
Selepas Soekarno meninggal dunia, Dewi aktif dalam bisnis pertunjukan Jepang.
Ia menetap di Jepang hingga saat ini.
Ia menggeluti bisnis kecantkan dan perhiasan.
Selain itu, ia juga tampil sebagai juri kontes kecantikan di stasiun televisi Jepang.
Pengakuan Dewi semasa Menjadi Istri Soekarno
Semasa menjadi istri Soekarno, Dewi mengaku tidak pernah benar-benar melakukan pekerjaan seperti seorang istri.
Pengakuan ini dituliskan Dewi Soekarno dalam pernyataannya yang dimuat WithOnline, Selasa (29/12/2020).
"Saya tidak pernah benar-benar melakukan pekerjaan seperti seorang istri," tulis Dewi Soekarno.
Hal itu karena banyak orang di sekitarnya yang memakai pakaian, menyikat sepatu, memasak makanan dan mengurus presiden.
"Jadi aku tidak punya pekerjaan sebagai istri. Sebaliknya, melayaninya sebagai asisten terbaik dan sekretaris terbaik untuk mengutamakan kesehatan presiden dan mengelola urusannya dalam kondisi mental sebaik mungkin," tambahnya.
Sembari bekerja keras meningkatkan keberhasilan Indonesia, Bung Karno juga memberikan instruksi jitu kepada anak buahnya dan bekerja keras di bidang politik sambil berkeliling ke seluruh Indonesia.
"Dia selalu bekerja keras untuk kebahagiaan orang-orang, jadi dia selalu menyapanya dengan pakaian yang indah dan seringkali kelelahan," kata Dewi.
"Setelah pulang ke rumah, saya bersenang-senang mengobrol setiap malam dan selalu berusaha menciptakan lingkungan di mana dia bisa benar-benar bersantai."
"Dan secara politik, saya melakukan semua yang saya bisa untuk menjaga militer dan presiden di belakang layar, berjuang untuk mendukung situasi politik, dan menjaga kebijakan presiden berjalan lancar," tambahnya.
Baca juga: Suami Karina Kartika Soekarno, Frits Frederik Meninggal, Ini Ungkapan Duka dari Selebritas dan Tokoh
Dewi mencoba menjadi asisten yang baik, sekretaris terbaik, dan orang yang berpikiran sama, daripada istrinya.
"Saya masih mengunjungi Indonesia beberapa kali dalam setahun. Alasan mengapa saya disambut dengan antusias setiap saat adalah karena orang-orang tahu bahwa saya dapat membantu pemerintahan Soekarno," kata Dewi.
"Jika Anda lalai untuk menjadi bugar saat suami Anda pulang dan mengeluh serta mengeluh setiap malam, suami Anda tidak akan bisa mengerahkan kekuatannya dalam masyarakat. Pria itu akan terkejut jika dia disambut orang yang lelah. Tapi akan segar kalau disambut dengan pakaian yang indah," ujarnya.
"Seseorang yang benar-benar dapat menenangkan orang penting dan mempersiapkan lingkungan dengan mendukungnya sehingga dia dapat memaksimalkan kekuatannya di luar kemampuannya. Seorang wanita yang dapat membuat pria bersinar adalah jati diri sejati seorang pria, merupakan wanita idaman pria," kata dia.
Menurut Dewi, dunia politik mungkin adalah tempat terbesar bagi wanita untuk membuat pria bersinar.
Banyak perempuan yang menunjukkan manfaat dari pendampingan internal yaitu menyerah.
"Mari kita mulai menjadi wanita yang menghargai pekerjaan suaminya dan dapat menemukan cara untuk merasa nyaman," harapnya.
(Tribunnews.com/Daryono) (Sumber: TribunBali/Zaenal Nur Arifin, Kompas.com/Gading Perkasa, Tribunnews.com/Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang)