WAWANCARA KHUSUS Tribunnews.com dengan Eet Sjahranie
TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah setiap aspek kehidupan termasuk dunia musik. Konser tatap muka diminimalisir. Praktis membuat kantong musisi menjerit.
Gitaris EdanE Eet Sjahranie merasa berubah.
Kebiasaan baru sehari-harinya sebagai musisi kini tak lagi sama seperti sebelum pandemi Covid-19. Pria yang aktif bermusik sejak kecil ini merasa mengalami kesulitan.
"Karena tidak bisa show dan lain-lain," ujar Eet saat wawancara dengan Direktur Tribun Network Febby Mahendra Putra, Rabu (24/2).
Baca juga: Sering Diminta Mengajar Musik, Tapi Selalu Menolak, Eet Sjahranie Ungkap Kekurangannya
Hal yang membuat miris adalah, ketika lagu-lagu yang dibuat EdanE tersebar luas di sosial media, tapi band legendaris itu tak mendapatkan royalti selayaknya sebagai pencipta lagu.
Jika ditelusuri, lagu-lagu EdanE digunakan di beberapa sosial media, bahkan dipotong sesuka hati. Eet tetap rendah hati.
Ia tak mempersoalkan, misal ada yang meng-cover lagu mereka, asalkan pengguna lagu EdanE mencantumkan nama EdanE ditayangan tersebut.
Baca juga: Cerita Eet Sjahranie: Modal Tape dari Kakak, Pulang Sekolah Langsung Sok-sokan Ngeband
"Selama karya itu masih menyinggung me-mention nama kita. Itu minimal apresiasi bagi saya," ujar pria berusia 59 tahun tersebut.
Di mata Eet penting bagi seorang musisi untuk mengurusi atau memperhatikan keberlangsungan suatu karya. "Yang mana itu bisa dinikmati tidak hanya dari segi hiburannya tapi juga dari segi materinya," sambungnya.
Berikut petikan wawancara eksklusif Tribun Network bersama Eet Sjahranie:
Bagaimana pandemi mengubah keseharian Anda?
Ada jelas. Di luar dari memang saya mengalami kesulitan karena tidak bisa show dan lain-lain. Tapi ada hikmah juga latihan gitar jadi lebih banyak he-he.
Sudah melakukan kegiatan di luar?