News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wawancara Khusus Tribunnews

Pengalaman Terburuk Eet Sjahranie: Ditimpuk Batu Saat Manggung

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

News Director Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kiri) bersama Gitaris Band Edane, Eet Sjahranie usai wawancara khusus di Kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (24/2/2021). Tribunnews/Irwan Rismawan

Komunitas penggemar EdanE?

Ada kita punya yang kita sebut EdanE Freaks, tapi itu kebuka untuk umum. Kita berkomunikasi lewat sosmed. Tidak rutin bertemu secara fisik. Biasanya kalau manggung mereka hadir. Komunitas penting banget. Itu salah satu yang paling nyata, gambaran ke kita seberapa banyak orang yang mengapresiasi musik kita. Itu untuk banyak hal. Jadi penting sekali. Itu buat semangat kita, katakanlah ada fans yang menunggu.

Apa pengalaman terburuk saat manggung?

Waktu itu saya di tahun 1989 di show kedua God Bless waktu saya join. Saya show di Malang, saya ditimpuk batu kena tangan. Saya lagi solo gitar, tiba-tiba ditimpuk gitar, sampai berhenti sebentaran. Tremolo sempat masuk. Luka. Cuma dikasih tahu sama anak-anak Malang. Sampean kalau sudah main di Malang, main di mana saja aman. Anak-anak Malang kasih semangatnya gitu.

Hal yang paling menyenangkan dari penggemar Anda?

Kalau mereka itu tahu lagu kita. Bisa mengapresiasi dengan bernyanyi atau mereka senang. Kita ada rasa bangga. Membuat kita termotivasi lagi.

Ada tidak hubungan seniman dengan Narkoba?

Saya tidak bisa pungkiri ya. Itu dunia yang paling dekat..dunia hiburan sih intinya. Alhamdulilahnya saya tidak kena dari dulu.

Bukan saya sok bersih, saya bukan orang bersih.

Tapi fisik saya menolong saya untuk tidak menyentuh barang-barang itu.

Saya tidak berani karena memang dasarnya fisik saya tidak kuat untuk hal-hal seperti itu. Jadi saya pernah mencoba sedikit, ternyata tidak enak, pengaruhnya tidak enak.

Jadi tidak pernah dalam artian jadi addict. Main musik itu intinya lebih ke musiknya. Jadi rasa serunya bermusik, kalau saya pakai benda-benda seperti itu saya tidak bisa nikmati.

Pernah suatu saat saya pernah pakai dulu sebutnya BO ya obat. Waktu saya manggung sih seru saja sekali. Pas besokannya saya mikir apasih tadi malam itu.

Nah itu rasa-rasa kayak gitu tidak enak. Bagi saya main musik itu kalau kita sadar reaksi orang seperti apa. Kita tahu, kita lagi seru bagaimana atau kita lagi punya kesalahan bagaimana justru itu yang serunya. Makanya saya tidak pernah tersentuh.Tapi memang tidak saya pungkiri walaupun saya tidak katakan semua seperti itu. Cuma intinya kemungkinan itu sangat dekat. Dunia itu sangat dekat dengan hal-hal seperti itu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini