TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komedian Sapri Pantun menjalani perawatan di rumah sakit karena diabetes yang dideritanya.
Sebelum masuk rumah sakit kondisinya memprihatinkan. Kadar gula darahnya mencapai angka 1100, jauh di atas normal.
Kondisinya kian parah karena terjadi penggumpalan darah di otak.
Ruben Onsu, sahabatnya, mengunggah foto sapri yang terbaring di kasur rumah sakit.
Sementara Dolly, sang adik, menceritakan kondisi Sapri Pantun yang tak bisa berkonsentrasi saat diajak berbicara seperti orang kebingungan.
"Dolly sempat ngobrol sama dia, cuma linglung gitu, ngaco. Dia halu, kita ngomong A, dia jawabnya B," kata Dolly seperti dikutip dari kanal YouTube The Onsu Family, Kamis (6/5/2021).
Dokter yang merawat Sapri pun akhirnya terpaksa harus mengikat tangan pria berusia 49 tahun ini, karena kerap memberontak minta pulang dan berusaha melepaskan infus.
Baca juga: Punya Riwayat Diabetes, Kadar Gula Darah Sapri Pantun Capai 1100
Setelah beberapa lama tangannya diikat, Sapri sempat meminta diurut karena merasa pegal-pegal.
"Terus dia juga sempat minta diurut, pada pegal badannya kan karena sama dokter tangannya juga diikat," kata Dolly.
"Kata dokter, kalau enggak diikat dia ngamuk, suka minta dicopot infusannya," ucap Dolly lagi
Kepikiran istri mau melahirkan
Sapri Pantun seperti tidak betah selama perawatan di rumah sakit. Ia ingin segera pulang.
"Dia bilang mau pulang aja, saya bilang enggak usah pulang. Dokter bilang tunggu benar-benar pulih baru kita pulang," demikian dikatakan Dolly, sang adik.
Kepada Dolly, Sapri mengatakan kalau dirinya kangen sang istri.
"Dia mungkin kepikiran sama istrinya. katanya kangen kan, sempat tanya, dol pulang aja yuk. Saya bilang enggak usah, ini yang terbaik. Kata dokte juga begitu," lanjut Dolly.
Baca juga: Kondisi Sapri Pantun Membaik, Kata Adiknya Tidak Ngawur Lagi Kalau Bicara
Dokter juga memberi pengertian kepada Sapri agar mau menjalani perawatan di rumah sakit.
"Katanya mau lihat istri lahiran, kan hamil tua," ucap Dolly meniru ucapan dokter.
Dolly menyebut istri Sapri dijadwalkan menjalani persalinan pada 18 Mei. Rencananya lewat operasi caesar.
Ongkos rumah sakit
Sapri ngotot mau pulang ke rumah. Sebab, istrinya tak lama lagi akan melahirkan anak kedua mereka.
"Sempat di rumah sakit, dia bilang, 'Dol pulang aja yuk. Bini gua mau lahiran, enggak ada duit," ucap Dolly.
"Saya bilang, sudah tenang aja, enggak ada duit gampang. Terus dia bilang, uang ada berapa di ATM, saya bilang aja cukup, padahal drop. Saya nenangin dia aja, udah tenang. Ada kok, aman."
Dokter bingung
Sapri Pantun mulai terlihat kurang enak badan pada 2 Mei. Kala itu ia hendak syuting program televisi.
Dari rumah dia berangkat pukul tiga sore meski acaranya berlangsung pukul tujuh malam.
"Dia kan maunya on time," ucap Dolly.
"Tapi setelah itu dia bilang besok bisa enggak syuting enggak. Saya tanya kenapa, dia bilang enggak kuat, sambil nangis," lanjut Dolly
Dolly belum melihat tanda-tanda Sapri sakit. Namun, ia merasa tangan dan kaki Sapri mengecil. Bibirnya juga pecah-pecah.
"Saya cuma heran itu doang," kata Dolly.
Di luar dugaan, di tanggal 2, Sapri minta izin pamit kepada teman-temannya dan tidak mengikuti syuting.
"Dia minta maaf, dia bilang, 'saya ada disini diajuin, tapi saya ngundurin diri, saya enggak kuat.'' Akhirnya ya sudah, izin."
Setelah pulang ke rumah, Sapri minta temannya untuk memijatnya.
Kemudian keesokan harinya di tanggal 3 Mei, Sapri merasa lemas. Bibirnya yang pecah-pecah tambah parah.
"Dia ke dokter klinik, dokter menyarankan ke lab. kita ke lab tanggal 4, pagi ambil darah, sore kita ambil hasilnya."
Dokter bingung dan nyaris tak percaya dengan hasil lab yang menunjukkan kadar gula darah yang sangat tinggi, yakni 1100.
"Dokter sempat enggak percaya, dia bilang bisa enggak pasien dibawa lagi ke sini, kayaknya ada kesalahan. Salah apa dok, saya bilang, dokter bilang masa sih (gula darah) tinggi banget. Rata-rata di atas itu sudah kolaps. Kayaknya ada kesalahan. Saya bilang enggak bisa, Bang Sapri drop," terang Dolly.
Dokter lab dan dokter klinik berkoordinasi. Mereka kemudian menyarankan Sapri dibawa segera ke rumah sakit.
"Malam itu juga tanggal 4 malam saya bawa ke RS Sari Asih. Dia dibawa ke IGD, dari situ sudah enggak jelas, dia sampai ngomong halu banget, aneh," ucap Dolly.
"Dia pakai kursi roda, saya dorong. dia bilang masak air biar mateng, bang sapri udah enggak ganteng. Ketawa gitu, kayak orang beda banget."
Setelah itu, lanjut Dolly sapri masuk IDG, dikasih kateter urine. Terus dikasih infus untuk makan.
"Kata dokter ini harus di ICU karena harus penanganan khusus," ucap Dolly.
Sapri, menurut Dolly, sempat menyerah. Namun, Dolly berusaha menyemangatinya.
Karenanya Dolly merasa bersalah terlalu memaksakan Sapri untuk bekerja. Sebab, sang istri mau melahirkan.