Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesinetron dan presenter Boiyen terlibat satu sinetron yang sama dengan Sapri Pantun, sebelum pelawak tersebut meninggal dunia.
Boiyen dan Sapri Pantun terlibat dalam sinetron stripping yang sama bertajuk 'Jodoh Wasiat Bapak Babak 2'. Sehingga mereka sering bertemu di lokasi syuting.
Boiyen mengatakan bahwa kondisi Sapri Pantun tidak sesegar biasanya ketika hari terakhir syuting atau sebelum hari dimana ia dilarikan ke rumah sakit.
Baca juga: Firasat Raffi Ahmad sebelum Sapri Meninggal, hingga Ungkap Hal Tak Biasa saat Syuting Pesbukers
Baca juga: Boiyen Sedih, Dua Kakaknya Meninggal Hampir Bersamaan, Berusaha Kuat Lebaran Bak Kehilangan Kaki
"Bang Sapri sih masih sempat bercanda. Tapi ngomongnya sudah kayak lemes gitu," kata Boiyen ketika ditemui di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (12/5/2021).
Bahkan, hari terakhir syuting sebelum dilarikan ke rumah sakit, diakui wanita berusia 32 tahun itu, Sapri sempat berpamitan dengan kru dan lawan main.
Pamitan tersebut diungkap Boiyen seperti memberikan isyarat bahwa Sapri akan pergi untuk selama-lamanya.
"Bang Sapri juga di sini sudah pamit sama yang lain. Sempat nangis sama bang Bopak, sama Mak Ati cium tangan. Pokoknya kayak sudah aneh deh," ucapnya.
"Sedih banget gitu. Kayak pamitan lah ibaratnya minta maaf ke semuanya," tambahnya.
Kemudian, sebelum kondisi menurun, Sapri sempat video call dengan Boiyen. Dalam video call itu, pelawak berkepala plontos tersebut menyampaikan kepada Boiyen istrinya tengah hamil tua.
"Jadi kayak sebelumnya, bang Sapri udah kasih tanda-tanda. Kayak nunjukin istrinya hamil dan bulan ini mau lahiran. Kayak ditujukin gitu sama bang Sapri tanda-tandanya," jelasnya.
Boiyen merasa Allah lebih sayang ke Sapri Pantun. Sehingga ia menilai sahabatnya sudah tidak sakit lagi dan hidup tenang dialamnya.
"Tapi Tuhan berkehendak lain, bang Sapri udah nggak sakit lagi, sudah tenang di sana," ujat Boiyen.
Diberitakan sebelumnya, Sapri Pantun dilarikan ke rumah sakit minggu lalu. Kondisinya kala itu Sapri tidak sadarkan diri dengan diagnosa gula yang tinggi mencapai 1100 dan ngelantur diajak berbicara.
Setelah mendapatkan perawatan intensif, Sapri Pantun sempat sadarkan diri dan bisa diajak komunikasi dengan baik.
Namun, kondisi Sapri menurun dan dia menghembuskan nafas terakhir setelah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Sari Asih Ciledug, Tangerang, Senin (10/5/2021) pukul 18.30 WIB.