Sama seperti industri yang lain, industri musik Indonesia sangat terdampak oleh covid. Banyak teman-teman yang tiba-tiba kehilangan sumber pendapatan.
Apalagi kita tidak pernah siap dengan keadaan pandemi. Awal-awal pandemi orang berpikir ini hanya tiga bulan, empat bulan. Tapi kenyataannya sudah satu setengah tahun.
Dan bahkan akan lebih panjang. Banyak teman-teman saya jadi sulit. Terutama mereka yang main reguler di kafe-kafe. Itu banyak sekali yang terdampak.
Karena tidak ada lagi kesempatan untuk mereka tampil. Namun teman-teman artis yang di panggung-panggung besar itu pun terdampak.
Paling tidak begini terdampaknya. Teman-teman artis pendapatan dari digital berkurang. Karena seorang artis itu manggung dampak positifnya terhadap lagu-lagu di platform digital.
Tapi tidak ada panggung, tidak ada reaction atau transaksi digital.Bedanya artis-artis yang punya tabungan masih bisa invest bikin usaha apa. Banyak artis yang buka usaha.
Saya sendiri akhirnya punya usaha. Saya sudah mulai dari sebelum covid, punya penghasilan di luar dari saya musisi atau penyanyi. Saya bersyukur memiliki sumber lain.
Mungkin jadi pelajaran juga buat kita. Di Indonesia ini perlu kreativitas lebih untuk menjamin kehidupan pribadi maupun keluarga. Harus punya kemampuan berwiraswasta walaupun dimulai dari kecil.
Siapa tahu bisa berkembang. Ini jadi pelajaran untuk kita semua, bukan hanya artis, tapi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Harus lebih kreatif. Lebih baik mulai daripada tidak sama sekali.
Seperti apa masa depan dunia musik Indonesia menurut Anda?
Sulit diprediksi. Beberapa teman yang musisi reguler, masih ada kesempatan manggung di tempat tertentu. Padahal banyak peraturan protokol kesehatan yang diterapkan Pemda.
Di satu pihak kok ini agak kontroversial, beberapa tempat masih saja membuat event yang cukup heboh.
Di lain pihak kita sebagai musisi, bersyukur teman-teman masih bisa kerja, bisa berpenghasilan. Kita masih belum tahu ke depan seperti apa. Sering berdiskusi sama teman-teman juga, ini bagaimana.