Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sasando, di kalangan anak muda alat musik tradisional asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini sudah jarang diminati, namun tidak untuk Daniel.
Ya, pemuda berusia 25 tahun asal NTT ini profesinya seniman sekaligus perajin sasando.
Kini ia bertempat tinggal di Jakarta.
"Saya lahir dan besar di Jakarta tapi asal NTT orangtua. Main musik sasando mulai dari kelas 6 SD sampai sekarang. Sempet beralih ke alat musik lain. 4 tahun terakhir coba lagi," kata Daniel kepada Tribunnews di Plataran Ecotourism Festival, Hutan Kota, Senayan, Jakarta.
Baca juga: Gerakan Tari Gambyong: Berikut Sejarah, Kostum, Alat Musik Pengiring dan Ciri Khusus
Baca juga: Apa Itu Sasando? Alat Musik Tradisional Berasal dari Pulau Rote NTT, Ini Cara Memainkannya
Sebagai pemusik, Daniel mengaku sudah mencoba beragam jenis musik baik alat musik modern ataupun tradisional.
Dari semuanya yang pernah dicoba, ia menilai kalau alat musik tradisional mempunyai nilai tersendiri, apalagi alat musik tradisional Indonesia.
"Saya udah hampir coba seluruh alat musik baik modern maupun tradisional. Tapi menurut saya alat musik tradisional di Indonesia ada nilai tersendiri. Artinya alat musik trandisional khususnya sasando ini punya nilai jual yg menurut saya cukup menarik untuk di mainkan dan dipromosikan," ujar Daniel.
Menariknya dari alat musik sasando, yang terbuat daun lontar yang membuat alunan irama merdu terdengar begitu syahdu kala dimainkan.
"Dia punya ciri khas salah satu alat musik tradisional yang syahdu. Artinya ini musik intrumental yang memang cara memainkannya dipetik. Yang khas dari sasando adalah dari si daun lontar ini," ucap Daniel.
Lewat kepiawaiannya memainkan sasando, Daniel hampir sudah berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia untuk perform. Bahkan, ia pun pernah tampil ke Australia.
"Dalam negeri mungkin hampir seluruh di pulau. Kalau luar negeri baru ke Australia aja. Kalau Australi kita ada 1 orkestra dari seluruh musik Indonesia disatukan termasuk sasando," ungkap Daniel.
Hal ini menjadi suatu kebanggan bagi dirinya. Terlebih sasando merupakan satu di antara alat musik tradisional yang cukup rumit. Baginya butuh waktu kisaran 6 bulan untuk yang belum bisa menjadi bisa.
"Basic belum pernah mengenal musik sama sekali sekitar 6 bulan udah bisa main," ujarnya.
Kendati demikian, ia berharap agar banyak pemuda Indonesia yang turut melestarikan alat musik tradisional.
Meskipun rumit, apabila ada kemauan dan mau belajar, tentu segala sesuatunya menjadi mudah.
"Padahal kalau kita mau dan kita mau belajar untuk bisa mainkan alat musik sasando, kita punya nilai lebih dan bakat lebih untukmempelajari. Tapi anak-anak muda sekarang memang susah untuk belajar ini," tutur Daniel.
"Mungkin karena keinginan kali ya karena dilihatnya sulit dilihatnya rumit makanya mereka gak mau belajar. Padahal kalo mereka mau ini cukup mudah dipelajari," tambahnya.
Sasando biasanya dimainkan memakai kedua tangan dari arah berlawanan. Tangan kanan dipakai untuk memainkan akord, semantara tangan kiri untuk memainkan bass/melodi.
Memainkan alat musik ini tentu membutuhkan teknik dan harmonisasi supaya menghasilkan suara yang merdu.
Orang yang bermain sasando butuh latihan dan keterampilan dalam memetik alat musik ini. Ketrampilan tangan akan berpengaruh pada tempo dan suara yang dihasilkan sasando.