Hubungan mereka didasari atas sikap saling menghargai.
Mereka menyadari kegagalan akan selalu terjadi dalam usaha manusia mencapai kebahagiaannya.
Sang sutradara, Ginanti Rona mengajak para penonton untuk mencari tahu apa alasan Dinda meninggalkan Kale.
“Intinya, kamu akan dibawa ke cerita kenapa Dinda akhirnya memutuskan untuk pergi dari Kale, menggunakan perspektif Dinda," ungkap Ginanti Rona.
Ginanti mengatakan dirinya sengaja menyisipkan pesan jika dalam sebuah hubungan, kedua belah pihak berhak untuk memilih kebahagiaannya.
"Karena kita ingin menyampaikan bahwa setiap orang di dalam hubungan itu punya pilihan dan punya kuasa untuk memilih kebahagiaannya."
"Dinda yang sebelumnya merasa frustasi karena punya pasangan yang membuat dia insecure."
"Kemudian bertemu dengan sosok laki-laki yang mendorong dia untuk melihat bahwa ada kemungkinan lain di hidupnya," terang Ginanti.
"Itu yang membuat kenapa film ini diberi judul Story of Dinda: Second Chance of Happiness,” lanjut Ginanti.
Menariknya, terdapat perbedaan usia yang cukup jauh antara Dinda dan Pram.
Kontras nilai dan keinginan keduanya menambah kompleksitas hubungan dan hal ini menjadi daya tarik bagi penonton.
“Di sini Pram hadir dengan masalahnya sendiri, tanpa menduga bahwa dia akan menjadi sesuatu untuk Dinda."
"Inilah kompleksitas, yang akhirnya menjadi daya tarik untuk Story of Dinda,” ungkap Abimana Aryasatya.
Pihak Bioskop Online berharap Story of Dinda mampu melengkapi perjalanan yang sudah ada sebelumnya.