TRIBUNNEWS.COM - Film “Akad”, drama percintaan dan keluarga yang terinspirasi dari lagu berjudul sama ciptaan Moh. Istiqamah Djamad (Is), akan tayang di bioskop mulai Februari 2022.
Film yang dibintangi oleh Kevin Julio, Indah Permatasari, Mathias Muchus juga Debo Andryos, Jennifer Coppen, dan Nino Fernandez ini mengambil lokasi shooting di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) The Mandalika di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Berkisah tentang Pak Abdi (Mathias Muchus), seorang supir taxi online, menginginkan anaknya Indira (Indah Permatasari) untuk bisa segera bertemu jodohnya dan menikah. Indira adalah wanita mandiri yang merasa tidak perlu menikah dalam hidupnya. Indira merasa belum penting membangun rumah tangga sendiri karena dia tidak mau merasakan kesedihan seperti yang dia rasakan ketika ibunya meninggal meninggalkan ayahnya.
Dion (Kevin Julio) adalah seorang konsultan ahli konservasi alam yang bekerja di Lombok. Semasa kecil dia tinggal di Jakarta, kemudian dia dan keluarganya pindah ke Lombok untuk mengurus tanah dan kebun milik mendiang ayahnya.
Dion sedang mengerjakan proyek konservasi alam Mandalika, dan dia harus kembali ke Jakarta untuk mengerjakan beberapa pekerjaan administrasinya. Indira dan Dion akan bertemu dalam suasana yang tidak tepat tapi semesta menentukan berbeda.
Reka Wijaya yang menyutradarai dan menulis cerita film mengatakan, “Film ini adalah kisah dari penerjemahan lirik lagu berjudul ‘Akad’ yang diciptakan oleh Mas Is, saya memanggilnya. Dengan menggunakan garis cerita yang sederhana dan mudah dipahami, saya ingin menggambarkan bait-bait lagu ‘Akad’ ke dalam perasaan-perasaan tertentu, seperti: harapan, kerinduan, pengorbanan, kasih sayang, ketakutan, penolakan, prasangka, marah, benci, dan jatuh cinta. Pada prinsipnya, Film Akad ini adalah film tentang bagaimana manusia bertemu dan menjalani hidup dengan pasangan yang dicintainya.”
Film “Akad” adalah terobosan kreatif yang merupakan sinergi antara industri film dan sektor pariwisata, sejalan dengan upaya pemerintah yang terus mendorong kunjungan wisatawan domestik dan berwisata di Indonesia saja.
Film ini digarap oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang DPSP The Mandalika, bersama IFI Sinema, E-Motion Entertainment dan Maxstream. The Mandalika sendiri baru-baru ini telah sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan event internasional World Superbike (WSBK) dan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) di Pertamina Mandalika International Street Circuit yang juga akan muncul pada film “Akad”.
Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer mengatakan, “Dukungan kami atas pembuatan Film ini merupakan salah satu upaya kreatif kami dalam mempromosikan DPSP The Mandalika sekaligus meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan yang kami kelola. Seperti diketahui, The Mandalika memiliki pemandangan alam yang indah sehingga akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung. Dan kami percaya film “AKAD” ini akan mampu menangkap potensi yang dimiliki The Mandalika dan menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak luas.”
Film yang terinspirasi dari lagu “Akad” ini sengaja dikemas sangat sederhana namun berkesan. Alasan produser memilih lagu “Akad” sebagai ide cerita dan original soundtrack untuk film adalah karena popularitas lagu “Akad” yang telah ditonton lebih dari 132 juta kali di kanal YouTube. Akad juga menjadi salah satu lagu yang dicover terbanyak, lebih dari 75 ribu video dengan lebih dari 200 juta views di YouTube.
Film “Akad” pastinya harus menjadi film yang wajib ditonton setiap pasangan muda, atau mungkin yang belum memiliki pasangan untuk memiliki secercah harapan bahwa mereka bisa bertemu dengan belahan jiwanya dimanapun dan kapanpun.
Profesionalisme para pemain, dan kru melakukan pekerjaan di era pandemi COVID-19 adalah pencapaian yang luar biasa dan harapannya film ini akan disambut antusias oleh seluruh pecinta film nasional, dan tidak kalah penting mampu memacu kebangkitan industri film, musik dan pariwisata tanah air.
Harapannya tentu dapat menjadi sebuah semangat baru ditengah keterbatasan kita di era pandemi, dapat mendorong maju industri perfilman, musik, sektor pariwisata dan tentunya keselarasan sektor lainnya agar dapat menggerakkan roda perekonomian bangsa.(*)