"Iya dia pengin jadi dosen, dia sebelum pandemi dia ngajar ekskul tentang sciences," jelas Nurul Arifin.
"Nah dia itu menemukan passion-nya di situ, ngajar kaya bapaknya lah."
"Sukanya ngajar, dia cita-citanya mau jadi dosen 'kan gitu," imbuhnya.
Baca juga: Tantowi Yahya Sebut Nurul Arifin dan Mayong Suryol Laksono Orangtua yang Tegar
Nurul Arifin menilai, sosok Maura adalah anak perempuan yang cantik juga cerdas.
"Kalian pasti tahu semua, Maura anak yang sangat cantik ya."
"Sangat pintar, Maura itu orang yang sangat cerdas," kata Nurul Arifin.
Bahkan, Maura sangat berani mengekspresikan sesuatu lewat tato di tubuhnya.
"Mungkin karena cerdasnya menjadi eksentrik, tatonya ada di seluruh badan," tutur Nurul Arifin.
"Menjadi anak seorang politisi nggak gampang, dia harus banyak membatasi berpikir dan sebagainya."
"Akhirnya dia larinya ke tubuhnya sendiri, gitu," ucapnya.
Sebelum meninggal dunia, Maura Magnalia tengah mempersiapkan proses wisuda S2-nya di Sydney, Australia.
"Rencananya Maret mendatang akan diwisuda. Namun, belum sampai di wisuda, sekarang udah enggak ada anaknya," ujar Nurul Arifin.
Nurul Arifin Menyesal Sempat Minta Maura Cari Kerja
Nurul Arifin juga mengungkap penyesalannya.