Pagi harinya, Tari sudah berkemas.
Bian yang baru pulang ke rumah tercengang melihat koper Tari.
"Ini maksudnya apa?" tanya Bian heran.
"Aku mau pergi," jawab Tari singkat.
"Pergi kemana?" kata Bian.
"Aku akan pergi sementara waktu. Aku perlu waktu untuk memikirkan semuanya."
"Tentang aku, kamu dan pernikahan kita," jawab Tari berusaha menahan air matanya.
Tari kecewa dengan sikap Bian.
Selama ini Tari selalu berdoa agar pintu hati Bian terbuka untuknya, tapi ia selalu kembali pada Sarah.
"Mas, kamu tau nggak? Tiap malam aku selalu berdoa agar hati kamu terbuka."
"Tapi aku capek mas, capek. Aku berjuang sendiri sementara kamu?"
"Kamu selalu kembali sama perempuan itu sekeras apapun aku mencoba," tegas Tari.
Akhirnya Tari mengaku jika dirinya telah jatuh hati pada Bian.
Ia tak tahu sejak kapan perasaan tersebut muncul.