Kaalau terpaksa harus di dalam ruangan maka seharusnya ada ventilasi terbuka dengan udara luar.
Lalu, tetap berupaya maksimal untuk menjaga jarak dengan orang lain di sekitar.
WHO menyebutnya sebagai farther away from others safer than close together, langkah ini untuk mencegah penularan jika di sekitar ada yang batuk, bersin atau berbicara keras, dll.
Baca juga: Update Covid-19 Global 25 April 2022: Total Infeksi Covid-19 509.596.776 Kasus
"Terakhir upayakan jika harus ada dalam kerumunan maka lama waktunya lebih singkat. Kalau lebih pendek waktu seseorang berada dalam kerumunan maka akan lebih kecil kemungkinan tertular Covid-19, dan kalau berlama-lama maka makin makin besar kemungkinan penularannya," ungkap mantan petinggi WHO ini.
WHO menyebutnya sebagai “shorter time periods with others are safer”. Artinya, kalau memang terpaksa harus berada dalam kerumunan maka baik kalau direncanakan dengan baik tentang apa yang akan dilakukan, sehingga dalam waktu singkat dapat diselesaikan
4. Ada keluhan, segera tes
Memang tidak ada aturan melakukan tes sebelum bepergian kalau sudah vaksin 2 kali dan booster.
Tetapi, kalau ada keluhan atau ada kontak maka tentu tetap harus dilakukan tes, dan untuk ini harus tersedia kemudahan masyarakat melakukan tes.
Hanya dengan jumlah tes yang memadai maka kita dapat mengetahui situasi epidemiologi yang sebenarnya.
"Juga pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) perlu ditingkatkan karena kita tahu bahwa yang paling diwaspadai sekarang ini adalah ada tidaknya varian atau sub varian baru," tutur Prof Tjandra.
5. Mudah menjangkau fasyankes
Persiapan kemudahan masyarakat untuk mendapat pelayanan di Puskesmas atau Rumah Sakit, kalau memang terkena Covid-19 saat mudik.