Namun, Herry tak menjelaskan berapa nilai investasi dari orang kedua yang sudah menerima keuntungan tersebut.
Sementara itu, 248 investor lain tak kunjung mendapatkan keuntungan hingga saat ini.
"(Termasuk investor Rp 3,6 miliar), ada 1-2 orang. Sisanya, enggak (menerima keuntungan)," papar Herry.
Di bawah dua investor besar tersebut ada pula marbot masjid yang menggelontorkan uang Rp 80 juta untuk investasi.
"Besarannya (investasi) enggak sama. Kalau marbot masjid, itu ya paling nilainya (investasi) jutaan rupiah."
"Tapi kalau seperti Pak Z, seorang lawyer, dia mengeluarkan uang Rp 80 juta (investasinya)," lanjut Herry.
Baca juga: Ustadz Yusuf Mansur Klarifikasi Soal Kebutuhan Rp 200 Triliun, Ternyata Bukan Hanya Untuk Paytren
Baca juga: Wirda Mansur Klaim Saham Paytren Yusuf Mansur Sempat Ditawar Rp 4 T: Rp 1 T Mah Gak Ada Apa-apanya
Herry menyatakan, mereka berinvestasi di program Yusuf Mansur karena dijanjikan mendapatkan keuntungan.
Keuntungan itu seharusnya didapatkan oleh setiap investor program tersebut per bulan.
Sebab, perusahaan batu bara yang diduga menerima investasi itu mengirimkan batu bara per bulan.
"Bukan (per tahun), tapi per bulan. Jadi per bulan ada proposal baru, begitu," ucap Herry.
Besaran keuntungan yang seharusnya diterima tergantung dari nilai investasi para investor.
Namun, pemilik nama asli Nurchotib Mansur menjanjikan keuntungan di atas 20 persen.
"Banyak keuntungannya (yang dijanjikan Yusuf Mansur kepada para investornya), di atas 20 persen," tutur Herry.
"Investasi mulai 2009 akhir sampai 2010 awal (durasi investasi). Nah, sampai sekarang ini, enggak ada yang dikembalikan," lanjut Herry.