"Dari tiga orang (tenaga medis) itu saja rata-rata dia menangani 25 sampai 30," ujar Kombes Komarudin, Selasa, dilansir Tribunnews.com.
Adapun jumlah korban yg tercatat sejauh ini mencapai 27 orang. Namun, diakui Komarudin masih banyak korban yang belum tercatat.
Hal itu disebabkan penanganan korban yang dilakukan di tenda darurat saat kejadian berlangsung.
"Sifatnya itu tenda darurat. Yang menyulitkan itu kan tidak terdata," katanya.
Sejauh ini, Polres Metro Jakarta Pusat dikatakan Komarudin telah memeriksa sebanyak 14 saksi perihal kasus kericuhan di acara konser itu.
Sebelumnya diberitakan, Polres Metro Jakarta Pusat menghentikan acara konser yang digelar di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10/2022) malam akibat melebihi kapasitas.
Baca juga: Polisi Periksa Panitia Konser Berdendang Bergoyang, Penjaga Tiket, Petugas Keamanan hingga Tim Medis
Komarudin mengatakan pihaknya terpaksa menghentikan konser tersebut lantaran tak sesuai aturan jumlah penonton yang telah disepakati.
"Dari penilaian saya sudah overload atau over kapasitas makanya kita hentikan," kata Komarudin ketika dikonfirmasi, Minggu (30/10/2022).
Lanjut Komarudin, adapun jumlah penonton yang hadir dalam konser bertajuk Berdendang Bergoyang itu berjumlah 21 ribu orang.
Ia menuturkan, jumlah tersebut jelas melebihi kapasitas Istora Senayan yang berkapasitas hanya 10 ribu penonton.
"Istora itu maksimal 10 ribu orang, tapi hasil pantauan kami 21 ribu jadi terpaksa kami hentikan acara konser tersebut," jelasnya.
Guna memproses lebih lanjut, pihak Polres Metro Jakarta Pusat dikatakan Komarudin telah meminta keterangan pihak panitia acara untuk mencari sebab memludaknya penonton konser tersebut.
"Saat ini pihak EO (Event Organizer) telah kami mintai keterangan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fahmi Ramadhan/Ashri Fadilla, WartaKota/Arie Puji Waluyo)