Namun tanpa badan penyelenggara untuk perayaan itu, masih belum jelas siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban secara hukum atas peristiwa tragis pada Sabtu lalu.
Terhadap latar belakang ini, Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan pada Senin lalu bahwa sistem manajemen keselamatan akan dibentuk untuk acara tanpa badan penyelenggara.
2. Kurangnya kehadiran polisi dan pengendalian massa
Menurut polisi, 137 petugas polisi dikerahkan di Itaewon pada Sabtu malam.
Saat ditanya apakah ada cukup kehadiran polisi di kawasan itu, Kepala Badan Kepolisian Nasional (NPA) Yoon Hee-keun mengatakan pada Senin lalu bahwa 'sulit' untuk memberikan jawaban yang pasti.
Beberapa saksi mata mengatakan hanya ada sedikit kehadiran polisi untuk mengendalikan kerumunan.
Klip viral di media sosial pun menunjukkan orang-orang berjuang untuk bergerak cepat.
Dalam briefing pada hari Minggu lalu, Menteri Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel Lee Sang min mengatakan ia mengerti bahwa mengerahkan petugas polisi atau petugas pemadam kebakaran sebelumnya tidak dapat 'menyelesaikan masalah'.
Namun Profesor Choi Don-mook di Departemen Teknik Kebakaran di Universitas Gachon mengatakan bahwa ada beberapa cara untuk menanggapi kerumunan yang terus bertambah.
Baca juga: Presiden Korsel Kembali Kunjungi Altar, Berkabung untuk Para Korban Tragedi Halloween Itaewon
"Kalau banyak orang, lalu lintas harus ditutup. Bahkan jika jumlah kerumunan tumbuh secara tak terduga, (pihak berwenang) dapat memeriksa CCTV atau bahkan menggunakan drone dan memperkenalkan lalu lintas satu arah jika perlu," kata Choi.
Pernyataan Menteri Lee juga telah dikritik oleh Pengacara untuk Masyarakat Demokratis, yang lebih dikenal sebagai Minbyun, karena berpotensi meremehkan tanggung jawab manajemen keselamatan pemerintah.
Dalam video TikTok yang viral, seorang warga Australia yang selamat dari kerumunan massa yang mematikan, Nathan Taverniti mengatakan ada 'kurangnya perencanaan aparat kepolisian dan layanan darurat'.
"Kalian taahu berapa banyak orang yang pergi ke acara itu. Kenapa kalian tidak siaga?," kata Taverniti dalam klip itu.
Sementara itu ayah dari seorang mahasiswa Amerika yang tewas dalam Halloween mematikan itu ,Steven Belsi mengatakan bahwa polisi Korsel seharusnya lebih siap.